Pakar: Energi Nuklir Sebuah Keharusan untuk Genjot Bauran EBT
- Pengamat energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menjelaskan, pengembangan energi nuklir, terutama untuk PLTN, memang dirasa sebagai keharusan bagi Indonesia. Pasalnya PLTN dapat menyeimbangkan bauran energi baru dan terbarukan hingga 30% ke depan.
Energi
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berkomitmen melakukan diversifikasi sumber energi dan mengurangi emisi karbon. Salah satunya dengan mengembangkan energi nuklir sebagai bagian dari rencana penyediaan tenaga listrik yang lebih bersih dan andal.
Bahkan rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) akan menjadi bagian integral dari strategi energi untuk memasukkan energi nuklir ke dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
Namun, bagaimana sejauh ini kesiapan Indonesia untuk mengembangkan energi nuklir? Apa yang membuat pemerintah optimistis bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)?
Pengamat energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menjelaskan, pengembangan energi nuklir, terutama untuk PLTN, memang dirasa sebagai keharusan bagi Indonesia. Pasalnya PLTN dapat menyeimbangkan bauran energi baru dan terbarukan hingga 30% ke depan.
- ISAT Pimpin Top Gainer, LQ45 Hari Ini 19 November 2024 Ditutup Naik ke 876,93
- IHSG Hari Ini 19 November 2024 Ditutup Naik 61 Poin ke 7.195,72
- Profil Timothy Ronald, Pendiri Akademi Crypto yang Awali Karier sebagai Gamer
"PLTN sebenarnya dapat menghasilkan listrik yang masif dan non-intermiten artinya dapat dipakai terus menerus," kata Fahmy kepada TrenAsia.com pada Selasa, 19 November 2024.
Fahmy memberikan catatan, bauran EBT bisa meningkat jika PLTN diterapkan secara masif di Indonesia untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berasal dari batu bara. Sehingga pada tahun 2060 menurut Fahmi bauran EBT di Indonesia bisa maksimal mencapai 100% dengan adanya PLTN.
Energi ini disebut tidak memancarkan gas rumah kaca dan hanya membutuhkan bahan bakar dalam jumlah yang kecil, sehingga dapat menjamin stabilitas pasokan listrik. Dosen UGM ini menjelaskan alasan lain Indonesia mampu mengembangkan energi nuklir.
Ini karena Indonesia punya banyak mineral, salah satunya Uranium atau Thorium yang menjadi bahan utama pembentukan tenaga nuklir tersebut. BRIN pernah menyatakan Indonesia dikaruniai sumber daya alam yang cukup terkait bahan bakar nuklir dalam bentuk Uranium dan Thorium. Untuk Uranium terdapat sekitar 90 ribu ton dan Thorium sekitar 140 ribu ton.
Cara Pengembangan Energi Nuklir
Namun Fahmy menggarisbawahi Indonesia belum memiliki teknologi untuk mengembangkan energi ini. Sehingga salah satu jalan yang ditempuh harus melakukan kerjasama dengan negara-negara yang mempunyai keunggulan dari segi teknologi, misalnya Rusia, Jepang hingga Prancis.
Saat kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Fahmy menyebut Rusia sebenarnya telah berminat mengembangkan energi nuklir di Indonesia. Namun hingga lengsernya Jokowi niat itu belum terlaksana. Ganjalan lain menurutnya bukan hanya dari seksi teknologi, namun juga membenahi perspektif masyarakat terkait nuklir.
Bencana PLTN Fukushima, Jepang pada 2011, Chernobyl, Ukraina (dahulu Uni Soviet) pada 1986, dan beberapa insiden PLTN lainnya, membuat masyarakat memiliki persepsi negatif terhadap pembangunan PLTN di Indonesia.
Kriteria PLTN Nuklir Dapat Dibangun
Fahmy menyebut, langkah pertama pemerintah harus mencari tempat di mana Uranium itu berada, contohnya di Kalimantan dan Bangka Belitung. Di sana terkenal sebagai penghasil Uranium terbesar di Indonesia.
"Kedua Pemerintah perlu menempatkan PLTN di area bekas suntik mati PLTU batu bara, hal ini dilakukan untuk menggantikan PLTU yang sudah tidak ekonomis dengan energi nuklir yang lebih stabil," katanya.
Kriteria tempat ketiga menurut Fahmi pemerintah dapat membangun PLTN di sekitar pembangkit EBT lainnya yang menggunakan tenaga matahari, air, angin yang bersifat intermiten. Sehingga jika tenaga energi matahari, air dan angin tidak maksimal maka bisa digantikan dengan tenaga nuklir yang lebih stabil.