Presentasi  Dr. Ir. Agustinus Adib Abadi, M.Sc., dosen dari Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman SAPPK ITB.
Properti

Pakar ITB Ungkap Realitas Pembangunan Permukiman di Indonesia

  • Pembangunan permukiman di Indonesia sering kali terjadi secara tidak terencana menyebabkan munculnya masalah seperti kemacetan, kualitas infrastruktur yang buruk, dan timbulnya permukiman kumuh

Properti

Muhammad Imam Hatami

BANDUNG – Pembangunan permukiman penduduk di Indonesia sering kali masih mengalami berbagai permasalahan. Kurangnya perencanaan yang matang mengakibatkan banyak perumahan dibangun secara tidak terencana, sehingga menghadirkan masalah baru. 

Dosen dari Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman SAPPK ITB, Dr. Ir. Agustinus Adib Abadi, M.Sc.,  menekankan pentingnya memandang permukiman berkelanjutan sebagai bagian integral dari sistem yang lebih luas, termasuk infrastruktur dan fasilitas yang mendukung kehidupan masyarakat. 

Pembangunan permukiman di Indonesia sering kali terjadi secara tidak terencana menyebabkan munculnya masalah seperti kemacetan, kualitas infrastruktur yang buruk, dan timbulnya permukiman kumuh. “Hal ini menyebabkan berbagai masalah sosial, termasuk polusi udara dan kesulitan akses ke pendidikan dan kesehatan,” ujar adib, dilansir itb.ac.id, Jumat 28 Juli 2023.

Kurangnya perencanaan yang matang dalam pembangunan permukiman di Indonesia telah menyebabkan banyak perumahan tidak memiliki akses yang memadai ke prasarana dan sarana publik yang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari masyarakat. Salah satu permasalahan yang sering muncul adalah kurangnya akses transportasi yang baik dan akses ke air bersih juga menjadi tantangan serius. 

Masalah lainnya adalah saluran pembuangan limbah yang kurang memadai. Banyak permukiman tidak memiliki sistem pembuangan yang baik, sehingga limbah cenderung menumpuk di lingkungan sekitar, menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan. Ketidakmampuan mengelola limbah dengan baik juga meningkatkan risiko pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit. Tidak adanya akses ke prasarana dan sarana publik ini juga berdampak pada kualitas hidup penduduk di permukiman tersebut.

peran penting para akademisi dalam menyampaikan aspirasi dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah pembangunan permukiman di Indonesia sangat diperlukan. Adib mendorong peningkatan kegiatan penelitian, pengabdian masyarakat, dan kerja sama dengan pemerintah serta industri sebagai upaya efektif mencapai tujuan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

Diharapkan melalui kolaborasi dan penelitian yang lebih mendalam, Indonesia dapat mengarah ke visi Indonesia Emas 2045 dengan membangun permukiman yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi.