Pakar UGM Ungkap Solusi Hadapi Kekeringan dan Banjir di Indonesia
- Musim kemarau yang panjang dan musim penghujan yang deras telah menjadi ciri khas dalam siklus alam Indonesia.
Nasional
YOGYAKARTA- Indonesia, negara yang terletak di khatulistiwa, sering kali menghadapi dua masalah serius setiap tahunnya, kekeringan dan banjir.
Musim kemarau yang panjang dan musim penghujan yang deras telah menjadi ciri khas dalam siklus alam Indonesia. Dr. Ing. Ir. Agus Maryono, seorang pakar manajemen air dari Universitas Gadjah Mada (UGM), mengungkapkan bahwa masalah ini dapat diatasi dengan pendekatan yang lebih sistemik.
Dilansir dari ugm.ac.id Dr. Agus Maryono, mengungkapkan kekeringan dan banjir yang terjadi secara bergantian setiap musim disebabkan kurangnya kesatuan berpikir dalam menangani masalah air di Indonesia. Saat musim hujan, air hujan berlimpah, tetapi seringkali tidak dimanfaatkan dengan baik. Kemudian, saat musim kemarau tiba, masyarakat harus menghadapi kekeringan akibat minimnya curah hujan.
Agus juga menerangkan saat musim hujan, air hujan harus ditangani untuk bertahan pada musim kemarau, dan saat kemarau tiba, kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi musim penghujan. Karena hal ini adalah suatu siklus yang harus diatasi secara sistemik.
- BPS: Turis Rusia Paling Betah Berwisata di Indonesia
- Biaya Variabel Mobil Listrik akan Tetap Lebih Tinggi Dibanding Mobil Konvensional
- Wijaya Karya Kantongi Kontrak Garap Tol Japek II Selatan Seksi 2
Salah satu cara yang paling efektif untuk mengantisipasi kekeringan adalah dengan menerapkan metode pemanenan air hujan. Pemanenan air hujan adalah proses mengumpulkan dan menyimpan air hujan untuk digunakan pada masa kemarau. Metode ini dapat diterapkan dengan peralatan yang sederhana, baik untuk skala rumah tangga, industri, maupun pertanian.
Untuk skala rumah tangga, pemanenan air hujan dapat dilakukan dengan membuat penampungan air yang sesuai dengan kebutuhan. Air yang terkumpul dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari atau dimasukkan ke dalam sumur resapan untuk memperkaya tanah.
Sedangkan untuk pertanian, penampungan air hujan dapat dilakukan dengan membangun kolam konservasi. Kolam ini akan menyimpan air hujan yang dapat digunakan untuk irigasi tanaman selama musim kemarau. Dengan demikian, petani dapat mengurangi ketergantungan pada sumber air permukaan yang rentan terhadap fluktuasi musim.
Penerapan metode pemanenan air hujan bukan hanya mengurangi risiko kekeringan, tetapi juga membantu mengurangi tekanan terhadap sumber daya air dan meminimalkan potensi banjir yang timbul akibat aliran air hujan yang tidak terkendali.
Dengan kesadaran akan pentingnya mengelola air hujan secara bijak, masyarakat, pemerintah, dan industri di Indonesia dapat bersama-sama menghadapi tantangan kekeringan dan banjir yang terus-menerus. Dengan demikian, kita dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan dan membantu menjaga keseimbangan ekosistem air di negara ini.