Nasional

Paket Lengkap Bos OJK Hadapi Tantangan Pasar Modal Indonesia pada 2022

  • Paket Lengkap Bos OJK Hadapi Tantangan Pasar Modal Indonesia pada 2022
Nasional
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan bahwa pasar modal menjadi sebuah kekuatan Indonesia di tengah kondisi perekonomian global.

Oleh sebab itu, dirinya mempunyai lima fokus kebijakan untuk menjawab berbagai tantangan dalam pengembangan pasar modal Indonesia terutama pada tahun 2022.

Pertama, kebijakan merespons dampak COVID-19. Seperti buyback tanpa RUPS, relaksasi penyelenggaraan RUPS Perusahaan Terbuka melalui e-RUPS, e-proxy, dan e-voting.

“Untuk  melakukan restrukturisasi dengan penambahan mdodal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu,” ujar Mahendra dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2022  

Kedua, kebijakan dalam rangka pengembangan UMKM. Pertumbuhan industri Securities Crowdfunding (SCF) saat ini cukup menggembirakan. Hingga saat ini total pengimpunan dana melalui SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 264 pelaku UMKM.

Ketiga, kebijakan dalam meningkatkan jumlah emisi, produk, dan instrumen pasar modal lainnya (supply). Upaya OJK dalam meningkatkan jumlah emiten diantaranya dilakukan dengan terus menyelenggarakan sosialisasi kepada calon emiten korporasi.

Keempat, kebijakan dalam meningkatkan inklusi keuangan, jumlah, dan tingkat kepercayaan investor. Meski sampai tanggal 8 Agustus 2922 investor di bidang pasar modal terus meningkat secara signifikan, namun ini berbanding terbalik dengan jumlah penduduk Indonesia. Jumlah investor di pasar hanya menyentuh angka 3,44%. OJK akan terus berupaya melakukan penyelenggaraan sosialisasi, optimalisasi pengawasan market conduct dan penguatan regulasi.

Kelima, kebijakan terkait implementasi keuangan berkelanjutan. OJK bersama SRO senantiasa siap untuk mendukung pemerintah dalam upaya memenuhi Perjanjian Paris (Paris Agreement). OJK dan SRO akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mempersiapkan regulasi dan insfrastruktur bursa karbon. Ke depan OJK juga akan terus mendorong penerbitan indeks yang berorientasi kepada Environmental, Social and Governance (ESG).