Palsukan Jumlah Pengguna, SoftBank Gugat Startup Medsos IRL
- Gugatan tersebut dilandasi oleh pemalsuan jumlah pengguna yang dilakukan pihak IRL guna menarik para investor menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Hukum Bisnis
JAKARTA--SoftBank Vision Fund melayangkan gugatan kepada Perusahaan startup media sosial IRL di Pengadilan federal San Francisco, Amerika Serikat. Gugatan tersebut dilandasi oleh pemalsuan jumlah pengguna yang dilakukan pihak IRL guna menarik para investor menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
IRL dituduh melakukan pembohongan terkait kinerja perusahaan dengan menggelembungkan jumlah penggunanya dengan bot dan menagih dana jutaan dari investor.
Dalam penipuannya tersebut, IRL memberi tahu kepada Softbank jika pengguna medianya telah mencapai 12 juta. Tidak hanya Softbank, Perusahaan IRL diketahui telah meraup dana jutaan dolar AS dari beberapa investor lainnya.
Penipuan yang dilakukan Perusahaan IRL mulai tercium saat Komisi Perdagangan Saham AS (SEC) menyelidiki startup tersebut pada akhir 2022. Kemudian pada April 2023, CEO Perusahaan IRL dipecat dan berbuntut pada dibubarkannnya perusahaan di Juni 2023.
- Resmi Gabung Manchester United, Gaji Rasmus Hojlund Naik 8 Kali Lipat
- Sinyal Kebangkitan di Tengah Bayangan KebangkrutanTuperware
- Industri Manufaktur Masih jadi Pendorong Ekonomi Indonesia
Alasan SoftBank berinvestasi di perusahaan yang berdiri sejak 2021 ini karena biaya yang dikeluarkan rendah namun potensi untuk meledak viral seperti Facebook dan Twitter cukup besar.
Hal tersebut didasarkan pada keterlibatan pengguna yang dinilainya cukup cukup kuat. IRL juga diketahui sebagai salah satu aplikasi media sosial yang tumbuh paling cepat untuk Generasi Z.
Pasca didirikan pada April 2021, Softbank langsung menginvestasikan dana senilai US$150 juta (setara Rp2,2 triliun) di IRL. Rinciannya US$125 juta diperoleh dari dari perusahaan dan sisanya berasal dari orang dalam IRL, termasuk CEO Abraham Shafi, Noah Shafi dan Yassin Aniss.
Investasi yang dilakukan melalui pendanaan Vision Fund telah menghabiskan banyak uang. Sebelumnya, pihak SoftBank sempat menerima angka pengguna IRL dari pihak ketiga.
Angka pengguna tersebut diketahui jauh di bawah angka yang disajikan Perusahaan IRL. Namun CEO IRL berhasil meyakinkan Perwakilan SoftBank sehingga dengan mudah menerima penjelasannya jika bahwa angka yang diberikan oleh pihak ketiga tidak akurat.
- Resmi Gabung Manchester United, Gaji Rasmus Hojlund Naik 8 Kali Lipat
- Sinyal Kebangkitan di Tengah Bayangan KebangkrutanTuperware
- Industri Manufaktur Masih jadi Pendorong Ekonomi Indonesia
Pengalaman tersebut bukan yang pertama dialami oleh Softbank. sebelumnya perusahaan ini juga pernah mengalami kerugian akibat terjebak karena mengucurkan modal besar ke startup bermasalah.
Perusahaan modal ventura yang dipimpin oleh Masayoshi Son pernah rugi besar akibat kesalahan investasi mereka di perusahaan co-working WeWork dan bursa kripto FTX. Sebagai informasi, SoftBank cukup banyak berinvestasi pada banyak perusahaan termasuk yang beroperasi di Indonesia, termasuk GoTo.
Sebelum merger (penggabungan) dengan Gojek menjadi GoTo, SoftBank Vision Fund telah terlebih dahulu menjadi investor di Tokopedia. Pasca merger, perusahaan ini masih tetap menjadi pemegang saham di perusahaan GoTo. SoftBank Per akhir Juni tercatat mendekap saham GoTo sebesar 7,73% atau ekuivalen 91,56 miliar lembar.
Selain menjadi investor dari GoTo, perusahaan ini juga menjadi penanam modal dari Grab, e-Fishery, Funding Societies (Modalku), OYO, Carro, dan Advance Intelligences.