PAMA Anak Usaha UNTR Kantongi Kontrak Batu Bara JMB Group Rp15 Triliun
Kontraktor pertambangan batu bara PT Pamapersada Nusantara (PAMA) melaksanakan perpanjangan kontrak dengan JMB Group dengan nilai kontrak mencapai Rp15 triliun. Hal ini akan mempererat kerja sama keduanya yang telah berlangsung sejak 2006.
Industri
JAKARTA – Kontraktor pertambangan batu bara PT Pamapersada Nusantara (PAMA) melaksanakan perpanjangan kontrak dengan JMB Group dengan nilai kontrak mencapai Rp15 triliun. Hal ini akan mempererat kerja sama keduanya yang telah berlangsung sejak 2006.
Perjanjian PAMA dilakukan dengan PT Jembayan Muarabara, PT Arzara Baraindo Energitama, dan PT Kemilau Rindang Abadi untuk kesepakatan perpanjangan kontrak pertambangan selama lima tahun, mulai dari 2021 – 2025.
PAMA merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), distributor utama alat berat Komatsu di Indonesia. UNTR sendiri berada dalam naungan PT Astra International Tbk (ASII) yang merupakan salah satu raksasa otomotif Tanah Air.
“Pamapersada selalu berkomitmen menjaga hubungan bisnis yang baik dengan para klien melalui perpanjangan kontrak maupun pengembangan proyek baru untuk semakin memperkuat posisinya di industri pertambangan,” tulis manajemen PAMA melalui keterangan tertulis, dikutip Rabu, 10 Maret 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
PAMA menjalankan lini bisnis kontraktor pertambangan yang bertugas melakukan pemindahan atau pengupasan tanah (overburden removal) dan ekstraksi atau produksi batu bara bagi pemilik tambang.
Produksi batu bara Pamapersada pada tahun 2020 mencapai 114,6 juta ton. Capaian ini turun dibandingkan dengan realisasi produksi PAMA pada tahun 2019, yakni sebanyak 131,2 juta ton.
Sentara itu, pekerjaan overburden removal pada tahun lalu mencapai 825 juta bank cubic meter (bcm) atau turun dari sebelumnya tahun sebelumnya, 988,9 juta bcm. Penurunan ini disebabkan oleh harga komoditas batu bara yang cenderung lemah sepanjang tahun 2020.
Selain sebagai kontraktor tambang, PAMA juga memiliki sejumlah konsesi tambang batu bara yang dinaungi oleh PT Tuah Turangga Agung, dan konsesi tambang emas yang dinaungi oleh PT Agincourt Resources. (SKO)