<p>Tas Khusus untuk Pengantaran GoFood. / Gojek.com</p>
Industri

Pandemi Bikin Transaksi GoFood Naik 20%

  • JAKARTA – Selama masa pandemi COVID-19 membuat transaksi pesan antar makanan daring melalui GoFood meningkat 20%. Vice President Corporate Affairs Gojek Food Ecosystem Rosel Lavina mengatakan, faktor peningkatan salah satunya disebabkan oleh adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota. “PSBB membuat kebutuhan pesan antar makanan menjadi naik,” ungkapnya di Jakarta, beberapa waktu lalu. Hasil riset […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Selama masa pandemi COVID-19 membuat transaksi pesan antar makanan daring melalui GoFood meningkat 20%.

Vice President Corporate Affairs Gojek Food Ecosystem Rosel Lavina mengatakan, faktor peningkatan salah satunya disebabkan oleh adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota.

“PSBB membuat kebutuhan pesan antar makanan menjadi naik,” ungkapnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Budaya Universitas Indonesia (LD FEB UI) pun menunjukkan, mulai Maret 2020, mitra yang bergabung ke GoFood bertambah 40% yang mencakup usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan pelaku bisnis pemula. Adapun 24% dari UMKM yang disurvei merupakan mantan karyawan sektor swasta.

Selain itu, hasil survei mengatakan 92% dari UMKM mengaku mampu beradaptasi lebih cepat selama pandemi.

“Jika mereka tidak bergabung dengan Gojek, hampir 50% mengatakan bahwa mereka tidak dapat bertahan,” tulis hasil riset tersebut.

Kemudian, 90% dari UMKM juga optimistis pemulihan dapat berlanjut melalui usaha kemitraan dengan Gojek setidaknya lima tahun ke depan. Para pelaku usaha mengaku didukung oleh solusi Gojek, mulai dari GoBiz, pembayaran nontunai, pengiriman dalam kota, hingga dukungan nonteknis, seperti periode promosi dan pedoman kesehatan COVID-19.

Oleh karena itu, Rosel menegaskan komitmen GoFood untuk semakin meningkatkan pelayanan, seperti memperketat standar higienitas makanan. Selain itu, pihaknya terus berupaya mengedukasi para pelaku usaha terkait kualitas dan penampilan produk. “Ini untuk menjamin keamanan dan kebersihannya makanan,” tuturnya.

Sementara itu, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) memprediksi, pertumbuhan layanan pesan antar makanan daring Indonesia sebesar 11,5% per tahun, mulai 2020 hingga 2024.

Transaksi yang berkontribusi sebesar 27,8% dari total penjualan e-commerce pada 2018 ini pun diyakini akan terus meningkat, terlebih ketika masyarakat harus beraktivitas di rumah akibat pandemi COVID-19.