Pandemi COVID-19 Justru Bikin Laba RS Mitra Keluarga Merosot 19,92%
Penurunan laba bersih perusahaan berkode saham MIKA ini terjadi karena pendapatan perseroan surut 9,03% secara tahunan. Pada semester pertama 2020, RS Mitra Keluarga mengantongi pendapatan sebesar Rp1,44 triliun.
Industri
JAKARTA – Emiten rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) membukukan penurunan laba bersih hingga 19,92% (year-on-year/yoy) sepanjang semester I-2020. Perusahaan Rumah Sakit Mitra Keluarga tersebut hanya mengantongi laba bersih sebesar Rp317,6 miliar meski di tengah pandemi COVID-19.
Berdasarkan laporan keuangan, penurunan laba bersih perusahaan berkode saham MIKA ini terjadi karena pendapatan perseroan surut 9,03% secara tahunan. Pada semester pertama 2020, RS Mitra Keluarga mengantongi pendapatan sebesar Rp1,44 triliun.
Menurut keterangan resmi yang dirilis di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 26 Agustus 2020, menurunnya kinerja perseroan ini terjadi karena pandemi COVID-19. Terlebih, adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak April 2020 makin menekan kinerja RS Mitra Keluarga.
“Setelah PSBB diterapkan, Menteri Kesehatan mengeluarkan surat rekomendasi yang mengimbau masyarakat untuk menunda prosedur elektif di fasilitas kesehatan dalam rangka mengurangi risiko penyebaran virus,” tulis keterangan resmi perseroan, Rabu, 26 Agustus 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Pada saat yang bersamaan, beberapa dokter di Mitra Keluarga juga mengurangi jam praktik mereka. Alhasil, volume rawat inap maupun rawat jalan menurun masing-masing sebesar 11,43% dan 19,72% yoy. Kondisi ini yang membuat kinerja perseroan ikut surut di periode tersebut.
Secara rinci, jumlah pasien rawat jalan tercatat sebanyak 1,03 juta orang di semester I-2020. Jumlah itu turun 19,72% dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni sebanyak 1,28 juta orang. Total pasien rawat inap pun ikut surut 11,43% yoy menjadi 95.600 orang.
Melihat kondisi ini, perseroan pun mengambil inisiatif dengan membangun rumah sakit screening yang terpisah dari gedung utama untuk menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan pernafasan.
Tak hanya itu, perseroan pun melakukan efisiensi biaya seperti pembekuan perekrutan karyawan dan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan baru yang masih dalam masa percobaan. Alhasil, pengeluaran gaji berkurang 10% setiap bulannya.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, perseroan turut berkontribusi dalam penanganan penyebaran virus COVID-19 di Tanah Air. Hingga saat ini, Mitra Keluarga telah merawat lebih dari 2.500 pasien positif dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Ekspansi Bisnis
Sementara itu, manajemen mengumumkan akan menambah RS Mitra Keluarga lewat ekspansi geenfield dan brownfield. MIKA memperkirakan rumah sakit ke-26 yang berlokasi di Surabaya akan dibuka pada akhir 2020 atau maksimum kuartal I-2021.
“Konstruksi bangunan saat ini telah mencapai penyelesaian sebesar 88% per Juni 2020,” tulis perseroan.
Manajemen Mitra Keluarga berencana untuk memulai pemasangan tiang pancang (groundbreaking) RS ke-27 dan ke-28 pada kuartal IV-2020.
Adapun, akuisisi RSIA Panti Abdi Dharma di Cirebon, Jawa Barat, telah rampung pada akhir April 2020. Manajemen Mitra Keluarga memastikan tetap membuka peluang merger dan akuisisi sebagai bagian dari strategi pertumbuhan perseroan.
Mitra Keluarga tercatat mendirikan RS pertama pada 1989. Saat ini, RS Mitra Keluarga telah berjumlah 25 unit, 16 di antaranya di Jabodetabek, lima di Jawa Barat, tiga di Surabaya Jawa Timur, dan satu di Tegal Jawa Tengah.
Total kapasitas RS Mitra Keluarga mencapai 2.876 tempat tidur per 31 Desember 2019. Pada perdagangan Rabu, 26 Agustus 2020, saham MIKA ditutup turun 1,67% sebesar 40 poin ke level Rp2.350 per lembar dengan kapitalisasi pasar Rp33,47 triliun. (SKO)