Pandemi Masih Berlangsung, Produsen Jarum Suntik Itama Ranoraya Raup Rp1,32 Triliun
- Kontribusi terbesar disumbang penjualan untuk segmen non-pemerintah dengan penjualan sebesar Rp663,8 miliar atau meroket hingga 247% yoy.
Korporasi
JAKARTA – Emiten peralatan dan perlengkapan medis PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan total pendapatan sebesar Rp1,32 triliun sepanjang tahun 2021. Angka ini melonjak 134% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp563,9 miliar.
Kontribusi terbesar disumbang penjualan untuk segmen non-pemerintah dengan penjualan sebesar Rp663,8 miliar atau meroket hingga 247% yoy. Sementara, penjualan untuk segmen pemerintah tumbuh 76% yoy atau menjadi Rp655,1 miliar.
Dengan hasil tersebut, porsi penjualan non-pemerintah terhadap total pendapatan meningkat dari 34% di tahun 2020 menjadi 50,3% sepanjang tahun lalu.
- Hebat, 2 Karya Inovasi PLN Raih Penghargaan Internasional
- 24 Pembalap MotoGP Siap Mencoba Aspal Mandalika Sircuit di NTB
- Proyek Jalan Akses Tol Makassar New Port Masuk Tahap Konstruksi
Direktur Utama Itama Ranoraya, Heru Firdausi Syarif mengatakan bahwa perolehan pendapatan yang telah dibukukan selama 2021 di atas target pertumbuhan yang ditetapkan perseroan, yaitu berkisar 80%-100%.
Menurutnya, prestasi tersebut merupakan keberhasilan perseroan dalam memperbesar pasar segmen non-pemerintah baik korporasi maupun ritel. Porsi penjualan non-pemerintah menjadi paling besar yaitu 50,3%. Padahal, di 2020 masih hanya sebesar 34% dan tahun 2019 dibawah 30%.
“Kami terus menambah jaringan distribusi kami menjadi 123 sub distributor di sepanjang tahun 2021 atau bertambah 111 sub distributor. Alhasil terjadi peningkatan jumlah customer yang signifikan sebesar 140% menjadi sebanyak 1.137 konsumen,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa, 8 Februari 2022.
Distribusi pendapatan juga mengalami perbaikan. Jika pada kuartal pertama dan kedua 2020 hanya berkontribusi 14% terhadap total pendapatan, pada periode yang sama 2021 kontribusinya mencapai 43%.
Berdasarkan produk, penjualan rapid test Covid sepanjang 2021 menyumbang 71% terhadap total pendapatan atau mencapai Rp939 miliar. Sebanyak 51% penjualan rapid test Covid berasal dari penjualan untuk non-pemerintah yaitu korporasi dan ritel, sisanya sebesar 49% berasal dari pemerintah.
Sementara untuk penjualan produk jarum suntik Auto Disable Syringe (ADS) Oneject mencapai 11%, Abbott Reagent sebesar 10%, dan Mesin Aphresis (Blood & Cell Therapy) sebesar 3% dari total penjualan perseroan selama 2021.
Tidak hanya itu, perseroan juga terus menambah portofolio produknya seperti imunomodulator Avimac yang merupakan alat penyimpan vaksin yang telah memiliki standar WHO milik Vestfrost perusahaan asal Swedia.
Kemudian, balon pembuluh darah yang diperlukan untuk penyakit-penyakit yang mengalami penyumbatan darah milik Becton Dickinson, serta berbagai produk rapid test non-Covid. Baru dipasarkan pada semester kedua tahun lalu, produk-produk rapid test non-Covid telah menyumbang 4% dari total penjualan.
Diversifikasi Produk dan Strategi IRRA
Direktur Pemasaran Itama Ranoraya, Hendry Herman menjelaskan dari beberapa produk baru perseroan, produk rapid test non-Covid merupakan produk baru yang paling tinggi penjualannya.
Realisasi penjualan produk-produk test non-Covid milik perseroan telah mencapai 5 juta unit di enam bulan pertama. Hal ini tentu membuat perseroan optimistis terhadap prospek segmen produk diagnostic in vitro ke depannya.
Hendry turut berpendapat bahwa pihaknya akan semakin fokus untuk segmen non-pemerintah yang masih memiliki pasar yang sangat besar untuk produk alat kesehatan. Di segmen ini ada korporasi termasuk rumah sakit, laboratorium, klinik swasta, dan juga ritel.
Sejauh ini, terdapat lebih dari 1.400 rumah sakit swasta dan lebih dari 1.200 laboratorium swasta di Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia dan memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
“Jadi kami optimis IRRA akan terus bertumbuh kedepan dengan terus menambah produk-produk dari prinsipal terkemuka serta ekspansi jaringan distribusi. Apalagi dengan transformasi bisnis ke depan, IRRA akan memiliki bisnis yang kuat, baik itu sebagai manufaktur maupun distribusi dan servis,” pungkasnya.