<p>Pewarta mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jum&#8217;at, 20 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Pandemi Melanda, Investor Pasar Modal Justru Melejit 42 Persen Didominasi Milenial

  • JAKARTA – Jumlah investor pasar modal di Indonesia hingga bulan November 2020 mengalami kenaikan sebesar 42% jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Kepala Deputi Pengawasan Pasar Modal 1A OJK Luthfy Zain Fuady mengatakan jumlah investor bursa saham melejit meski hingga saat ini pandemi COVID-19 masih berlangsung dan memberikan dampak pada perekonomian. “Beberapa data menunjukkan penurunan […]

Industri

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Jumlah investor pasar modal di Indonesia hingga bulan November 2020 mengalami kenaikan sebesar 42% jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu.

Kepala Deputi Pengawasan Pasar Modal 1A OJK Luthfy Zain Fuady mengatakan jumlah investor bursa saham melejit meski hingga saat ini pandemi COVID-19 masih berlangsung dan memberikan dampak pada perekonomian.

“Beberapa data menunjukkan penurunan pertumbuhan pasar modal kita, namun ada fakta menarik yang justru membuat kita cukup terkesan, yaitu jumlah investor pasar modal yang terus mengalami peningkatan,” kata dia dilansir Antara, Selasa, 2 Desember 2020.

Berdasarkan data, kata dia, per 19 November 2020 jumlah investor pasar modal sudah tercatat sebanyak 3,53 juta atau naik jika dibandingkan SID (single identification number) per 31 Desember 2019 sebanyak 2,48 juta. Ia mengatakan peningkatan jumlah investor di masa pandemi ini justru didominasi oleh investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun atau kalangan milenial.

“Secara demografi berdasarkan umur, jumlah SID ritel per 19 November 2020 tercatat sebanyak 48,29 persen,” katanya.

Meski kondisi Pasar Modal Indonesia saat ini mengalami tekanan, namun, kata dia, dengan adanya peningkatan jumlah investor secara signifikan tersebut membuktikan bahwa kepercayaan publik terhadap pasar modal Indonesia masih terus meningkat.

IHSG Sudah Meroket 60%

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan dari sisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami keterpurukan. Terutama setelah diumumkannya kasus COVID-19 pertama kali di Indonesia.

“Pada tanggal 2 Maret diumumkan ada dua orang yang kena, indeks langsung kena dampaknya. Sampai dengan tanggal 24 Maret indeks terpuruk hingga titik terdalam di level 3.937,” katanya.

Meski demikian, lanjut dia, perkembangan IHSG saat ini cukup baik. Pihaknya mencatat dari tanggal 24 Maret hingga saat ini ada kenaikan sekitar 60%. Bahkan per tanggal 27 November IHSG berada di level 5.783.

Sedangkan jika dilihat dari sisi nilai rata-rata transaksi harian (RNTH), kata dia, juga ada peningkatan yang cukup signifikan. Jika dibandingkan dengan Januari tahun ini untuk RNTH Rp6,4 triliun per hari, sedangkan November mencapai Rp12,9 triliun per hari.

Dengan berbagai upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah, ia berharap penurunan indeks hingga penghujung tahun ini akan terus membaik.

“Kalau secara year to date penurunan indeks tahun ini sebesar 8,19 persen. Ini juga sudah lebih baik dibandingkan bulan Maret lalu yang turun hingga 37 persen,” katanya. (SKO)