Pandemi Usai, KPR Subsidi BTN Mulai Meroket 75%
Himpunan Bank Negara (Himbara) sampai akhir Mei 2020 telah melakukan restrukturisasi kredit dengan outstanding mencapai Rp380 triliun.
Industri
JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN mulai menerima lonjakan permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi hingga 75% setelah pandemi COVID-19 berangsur mereda.
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan lonjakan permintaan itu terjadi dalam sebulan terakhir per 25 Juni 2020 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
“Dari sisi demand ataupun permintaan KPR subsidi BTN sampai 25 Juni lalu sudah meningkat 75% dibandingkan pada Mei,” kata Pahala saat diskusi daring di Jakarta, Kamis, 2 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Pahala menuturkan hal tersebut terjadi seiring mulai dilonggarkannnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak awal Juni. Sehingga, aktivitas ekonomi masyarakat berangsur pulih.
“Kami cukup optimistis bahwa dengan pelonggaran PSBB memungkinkan adanya kegiatan ekonomi sehingga sejalan untuk permintaan kredit yang saat ini mulai pulih kembali,” tuturnya.
Tak hanya itu, Pahala memandang permintaan atas kredit modal kerja, khususnya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kepada perbankan juga sudah mulai ada meski belum terlalu normal seperti biasanya.
“Saya dengar dari teman-teman bank lainnya, permintaan atas kredit modal kerja khususnya UMKM sudah berangsur-angsur ada,” ujarnya.
Restrukturisasi Kredit
Sementara itu, dia menjelaskan untuk restrukturisasi kredit yang telah dilakukan emiten bersandi saham BBTN tersebut sampai Mei mencapai Rp26 triliun. Dia memerkirakan restrukturisasi kredit hingga akhir Juni 2020 telah melampaui Rp30 triliun.
Menurut dia, BTN cukup beruntung lantaran 80% dari total nasabahnya merupakan nasabah berpendapatan tetap. Meskipun memang ada 60% di antaranya memiliki portofolio berpendapatan rendah.
Meski demikian, Pahala mengatakan Himpunan Bank Negara (Himbara) sampai akhir Mei 2020 telah melakukan restrukturisasi kredit dengan outstanding mencapai Rp380 triliun.
“Kalau kita mendengarkan teman-teman lain dari perbankan khususnya Himbara sampai Mei lalu kalau enggak salah sudah lebih dari Rp380 triliun yang sudah dilakukan restrukturisasi,” kata dia.
Penempatan Dana Rp30 Triliun
Sementara itu, Pahala optimistis penyaluran kredit BTN bisa tumbuh positif pada 2020. Terutama setelah pemerintah baru saja menempatkan dana Rp5 triliun dari total Rp30 triliun untuk Himbara yang dapat menjadi amunisi tambahan pembiayaan KPR.
“Kami di BTN berkomitmen bahwa pada 2020 kredit kami tetap tumbuh positif,” ujarnya usai rapat Himbara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hari sebelumnya.
Sepanjang kuartal I-2020, BTN membukukan laba Rp457 miliar. Perolehan laba itu anjlok 36,79% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp723 miliar.
Pahala menuturkan dampak dari penyebaran COVID-19 telah terlihat di berbagai sektor pada kuartal pertama. Meski demikian, berbagai strategi yang telah dijalankan perseroan sejak tahun lalu, menjadi bantalan cukup tebal untuk mempertahankan kinerja positif di Bank BTN.
Menutup kuartal I-2020, data keuangan Bank BTN merekam perseroan menghasilkan pendapatan bunga senilai Rp6,17 triliun. Dengan kinerja tersebut, laba operasional perseroan sebelum provisi tercatat sebesar Rp870 miliar. (SKO)