Pantas Jadi Negara Adikuasa Baru, Ternyata Sebesar Ini Ekonomi China
- Meskipun PDB China telah melampaui Jepang, namun PDB per kapita China masih jauh di bawah Jepang, dengan selisih sekitar 10 kali lebih rendah.
Dunia
JAKARTA - Pada tahun 2023, produk domestik bruto (PDB) China mencapai angka yang mencengangkan, yaitu US$17,89 triliun atau sekitar Rp271.588 juta (kurs Rp15.180). Angka ini tumbuh sebesar 5,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Bila dibandingkan dengan Amerika Serikat China, masih kalah jauh. Diketahui pada 2023, Amerika Serikat mencatatkan PDB sebesar US$27,36 juta atau sekitar RpRp415.355 triliun. Sebagai perbandingan PDB Indonesia tahun 2023 mencapai Rp20.892,4 triliun.
Pada tahun 2010, China resmi menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia, melampaui Jepang dalam hal besaran PDB. Di sisi lain PDB Amerika Serikat masih 2,5 kali lebih besar dibandingkan China.
Meskipun telah melampaui Jepang dalam total jumlah PDB, PDB per kapita China masih jauh di bawah Jepang, dengan selisih sekitar 10 kali lebih rendah. Selain itu, pada tahun 2009, China juga membuat terobosan besar di sektor otomotif dengan menggeser Amerika Serikat sebagai pasar mobil terbesar di dunia. Pada tahun yang sama, China berhasil mengalahkan Jerman dan menjadi eksportir otomotif terbesar dunia.
Salah satu faktor utama yang mendukung kemajuan ini adalah jumlah perusahaan yang luar biasa di sektor manufaktur. Hingga akhir Agustus 2024, China memiliki lebih dari 6,03 juta perusahaan di sektor ini, meningkat 5,53% dari tahun lalu. Peningkatan jumlah perusahaan menjadi indikator penting dinamika dan pertumbuhan ekonomi yang pesat di negara tersebut.
- Cukai Rokok Batal Naik di 2025, Harga Eceran Terancam
- Saham HMSP, GGRM, dan WIIM Ngegas Usai Cukai Rokok Batal Naik
- Pola Konsumsi Kelas Menengah Bergeser, Perbankan Digital Jadi Solusi
Lonjakan Jumlah Perusahaan
Jumlah 6,03 juta perusahaan manufaktur ini mencerminkan betapa dinamisnya sektor industri China. Dilansir dari laman Xinhua, Selasa, 24 September 2024, dari jumlah tersebut, sekitar 515.300 perusahaan beroperasi di industri strategis, mencakup teknologi canggih, energi terbarukan, dan robotika. Hal tersebut menunjukkan bahwa China tidak hanya mengandalkan tenaga kerja murah, tetapi juga berinvestasi dalam inovasi dan teknologi untuk mendorong pertumbuhan.
Sebagian besar perusahaan manufaktur berlokasi di China timur, dengan total 3,87 juta perusahaan, atau sekitar 64,21% dari total keseluruhan. Namun, wilayah tengah China juga mengalami pertumbuhan tercepat. Wilayah tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,55 persen dalam delapan bulan pertama tahun ini.
- Cukai Rokok Batal Naik di 2025, Harga Eceran Terancam
- Saham HMSP, GGRM, dan WIIM Ngegas Usai Cukai Rokok Batal Naik
- Pola Konsumsi Kelas Menengah Bergeser, Perbankan Digital Jadi Solusi
Kualitas dan Skala Perusahaan yang Meningkat
Berkat kebijakan optimasi dan restrukturisasi ekonomi, skala dan kualitas perusahaan manufaktur di China terus meningkat. Inisiatif ini mendorong perusahaan untuk tidak hanya memperbanyak jumlah, tetapi juga memperbaiki produk dan layanan yang mereka tawarkan. Hal tersebut membuat produk yang dihasilkan China semakin kompetitif di pasar global.
Dengan jumlah perusahaan yang mencapai 6 juta, tidak mengherankan jika China terus melaju sebagai salah satu ekonomi terkuat di dunia. Keberadaan perusahaan-perusahaan ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga berkontribusi pada inovasi dan daya saing global.