<p>Salah satu destinasi wisata di kawasan luar Pura Uluwatu, Bali. / Dok. Kemenparekraf</p>
Gaya Hidup

Pariwisata Berduka Akibat Corona, Ekonomi Bali dan NTT Paling Merana

  • Seiring dengan jumlah wisatawan mancanegara yang masih turun drastis, provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat kontraksi ekonomi paling dalam pada kuartal III-2020 yakni sebesar 6,80%.

Gaya Hidup
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Seiring dengan jumlah wisatawan mancanegara yang masih turun drastis, provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat kontraksi ekonomi paling dalam pada kuartal III-2020 yakni sebesar 6,80%.

Sebagai provinsi yang mengandalkan sektor pariwisata, Bali dan NTT harus menelan pil pahit lantaran jumlah turis pada kuartal ketiga tahun ini hanya mencapai 474.620 kunjungan. Angka ini turun sebesar 1,25% secara kuartalan dan anjlok 89,18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Kontraksi berbeda-beda tergantung kondisi pandemi. Namun Bali dan NTT paling dalam terkontraksi juga karena pariwisata kita belum pulih,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 5 November 2020.

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada kuartal III-2020 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 58,88%.

Kemudian diikuti oleh Pulau Sumatra sebesar 21,53%, Pulau Kalimantan sebesar 7,70%, Pulau Sulawesi sebesar 6,60%. Selanjutnya ada Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,92%, serta Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,37%.

Sebaran Kontraksi

Sebagaimana telah disebutkan Suhariyanto, dampak pandemi COVID-19 dirasakan di seluruh wilayah dengan level kontraksi pertumbuhan yang variatif.

Kelompok pulau yang mengalami kontraksi pertumbuhan lebih dalam dari kontraksi pertumbuhan nasional secara tahunan meliputi Pulau Bali dan Nusa Tenggara (6,80%), Pulau Kalimantan (4,23%), dan Pulau Jawa (4,00%).

Sebaliknya, kelompok pulau yang mengalami kontraksi pertumbuhan di atas pertumbuhan nasional meliputi Pulau Sulawesi (0,82%). Pulau Maluku dan Papua (1,83%), dan Pulau Sumatra (2,22%).

BPS melaporkan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 kembali terkontraksi sebesar 3,49% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Alhasil, Indonesia resmi telah mengalami resesi setelah ekonomi terjerembab di zona negatif dua kuartal berturut-turut. Sebelumnya, pada kuartal II-2020 ekonomi Indonesia anjlok 5,32%.

Adapun perekonomian berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku kuartal III-2020 mencapai Rp3.894,7 triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2020 mencapai Rp2.720,6 triliun.

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada September 2020 mencapai 153.500 kunjungan. Angka tersebut turun 88,95% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada September 2019 yang berjumlah 1,39 juta kunjungan. (SKO)