InJourney
Destinasi & Kuliner

Pariwisata Pulih, Dirut InJourney Sebut Dua Faktor Kunci Ini AIPF 2023

  • Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria di AIPF 2023, menyebut, diperlukan sebuah infrastruktur yang memadai, sekaligus kolaborasi antar negara ASEAN demi terciptanya iklim pariwisata cemerlang.
Destinasi & Kuliner
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney turut ambil bagian dalam pelaksanaan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) di Jakarta pada 5-6 September 2023. Direktur Utama (Dirut) InJourney, Dony Oskaria menjadi salah satu pembicara pada Panel Diskusi tentang Creative Economy dengan topik “Recovery Momentum: Advancing the Creative Industry and Tourism as Experience Economy” pada Selasa, 6 September 2023.

Pria yang akrab disapa Dony menyampaikan perihal tentang industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia mulai pulih setelah dilanda pandemi Covid-19. Menurutnya, diperlukan sebuah konektivitas infrastruktur yang memadai, sekaligus kolaborasi antar negara ASEAN demi terciptanya iklim pariwisata cemerlang.

“Industri pariwisata dan ekonomi kreatif memang kini sudah rebound setelah terpukul akibat pandemi. Namun, terdapat perubahan besar yang terjadi pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif setelah pandemi COVID-19,” ungkap Dony dikutip dari keterangan resmi Jumat 8 September 2023.

Dony memaparkan bahwa larisnya industri pariwisata tidak hanya mengandalkan promosi pariwisata saja (marketing based), melainkan juga harus dibarengi dengan pengembangan destinasi pariwisata (destination based). Pasalnya, sensasi berwisata adalah menikmati rasa tempat tersebut.

Oleh sebab itu, InJourney menjadi salah satu motor penggerak kebangkitan sektor aviasi dan pariwisata di Indonesia dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi antar BUMN, pemerintah, dan swasta dalam misi pengembangan pariwisata Indonesia.

Infrastruktur Memadai

Lebih lanjut, Dony menjelaskan bahwa InJourney saat ini juga terlibat aktif dalam pengembangan dan aktivasi di destinasi pariwisata khususnya 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) seperti Labuan Bajo, Likupang, Borobudur, Danau Toba, dan Mandalika.

“Tourism destination development menjadi aspek sangat penting bagi industri pariwisata. Pengembangan destinasi pariwisata tidak bisa lepas dari connectivity, akomodasi, amenities, facilities, dan lainnya. Sehingga, untuk melakukan hal tersebut, kita tidak bisa berjalan sendiri tapi dibutuhkan kolaborasi antar sektor,” terang Dony.

Dony menjelaskan bahwa pengembangan destinasi pariwisata telah terwujud beberapa diantaranya ialah KEK Mandalika yang didukung oleh Kementerian PUPR dengan membangun akses langsung jalan bypass 17,36km dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid di Lombok Praya ke KEK Mandalika. Pembangunan infrastruktur ini tentunya sangat terasa manfaatnya pada saat pelaksanaan event khususnya MotoGP.

Selain itu, dari pengelola bandara yakni PT Angkasa Pura I, anak perusahaan InJourney, juga melakukan perluasan terminal dan runway serta beautifikasi untuk mendukung perhelatan tersebut. Sama halnya dengan KTT ASEAN yang di Labuan Bajo beberapa waktu yang lalu dimana tercipta kolaborasi antar BUMN, pemerintah, dan stakeholder lainnya.

Kolabarasi ASEAN

Selain itu, Dony mengungkapkan pentingnya kolaborasi antar negara-negara ASEAN Indo Pacific. Seperti halnya pada pengembangan KEK Kesehatan Sanur yang berkolaborasi dengan Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand untuk menyediakan pusat layanan kesehatan berstandar nasional yang memiliki state-the-art facilities yang terintegrasi.

Diketahui dalam KEK Kesehatan Sanur nantinya akan ada sarana akomodasi yang terdiri dari hotel dan resort hingga 1.000 kamar, fasilitas bagi elderly people, Ethnobotanical Garden, Convention Center bertaraf internasional yang mampu menampung hingga 5.000 orang, area komersial, sentra UMKM, dan berbagai fasilitas lainnya.

Tentunya, KEK Kesehatan Sanur ini akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas kesehatan berstandar internasional seperti surgery clinic dari Korea Selatan, fertility clinic dari Australia, immunology technology Jepang, retirement home dari Korea Selatan, dan sebagainya. InJourney manargetkan pengoperasian KEK Kesehatan Sanur pada akhir 2024.

Selain KEK Kesehatan Sanur, Candi Borobudur menjadi salah satu destinasi pariwisata yang sedang dikembangkan. InJourney mencanangkan Candi Borobudur sebagai “Spiritual Tourism” salah satunya ialah pilgrim tourism. Dalam upaya mewujudkannya, InJourney tengah menyelenggarakan “Familiarization Trip Spiritual Borobudur” sebagai upaya mengenalkan dan mempromosikan Candi Borobudur sebagai spiritual destination kepada inbound tour operator khususnya dari Thailand dan negara Asia lainnya yang berbasis Buddhist seperti Kamboja.

Dony meyakini bahwa konektivitas penerbangan dan pariwisata antar negara ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan kawasan. “Bagaimanapun market Indonesia dan Thailand serta Kamboja ini sangat terehubung karena Thailand dan Kamboja memiliki mayoritas umat Buddha terbesar di ASEAN yang berpotensi mengunjungi Candi Borobudur sebagai pusat buddhist temple,” jelas Dony.

Kedepannya, InJourney akan terus membangun kolaborasi dengan negara-negara ASEAN Indo-Pacific terutama dalam hal membuka peluang dalam membangun konektivitas. “Kami percaya dengan inisiatif-inisiatif kolaborasi yang dilakukan dapat memberikan multiplier effect dan memberikan kontribusi besar antar negara,” tutup Dony.