Pariwisata Pulih, Jepang Naikkan Estimasi Pertumbuhan Ekonomi
- Permintaan eksternal berkontribusi 1,4 poin persentase terhadap pertumbuhan secara keseluruhan, akibat pulihnya pariwisata dan produksi otomotif yang meningkat.
Dunia
JAKARTA - Pemerintah Jepang sedikit menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk tahun fiskal ini dari perkiraan sebelumnya. Itu karena permintaan eksternal kemungkinan akan lebih dari cukup untuk mengimbangi konsumsi domestik yang lemah.
Dalam prospek ekonomi dua kali setahun, tingkat pertumbuhan ekonomi riil untuk tahun fiskal 2023/2024 diperkirakan sebesar 1,6%, naik dari 1,3% yang terlihat setengah tahun lalu.
Permintaan eksternal berkontribusi 1,4 poin persentase terhadap pertumbuhan secara keseluruhan, akibat pulihnya pariwisata dan produksi otomotif yang meningkat. Manufaktur mobil telah terpukul sebelumnya oleh kekurangan chip.
- Jaga-jaga Kiamat, CEO Meta Mark Zuckerberg Bangun Bunker Bawah Tanah
- William Tanuwijaya Masih Genggam 20 Juta Saham GOTO
- Erick Thohir Ungkap Biang Kerok Laba BUMN 2023 Cuma Rp250 Triliun
Tingkat pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan sedikit melambat menjadi 1,3% pada tahun fiskal berikutnya yang dimulai pada bulan April, karena kontribusi permintaan eksternal melemah tajam, yang mencerminkan rebound dalam konsumsi domestik.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun fiskal 2024 sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,2%. Seorang pejabat Kantor Kabinet mengatakan, permintaan domestik diperkirakan akan pulih pada tahun fiskal berikutnya dengan bantuan pemotongan pajak penghasilan yang direncanakan di atas tren kenaikan upah yang sedang berlangsung.
Proyeksi pemerintah sedikit lebih cerah daripada perkiraan para ekonom sektor swasta, yang memperkirakan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu akan tumbuh 1,5% pada tahun fiskal ini dan 0,9% tahun depan. Proyeksi pertumbuhan memberikan dasar bagi kebijakan pemerintah, seperti anggaran tahunan untuk tahun fiskal yang akan datang.
“Harga konsumen secara keseluruhan diperkirakan akan naik 3,0% pada tahun fiskal ini, dengan mempertimbangkan subsidi energi yang memangkas 0,6 poin persentase dari inflasi,” kata pejabat itu, dikutip dari Reuters, Kamis, 21 Desember 2023. “Meningkatnya kemampuan perusahaan untuk membebankan biaya kepada pelanggan mendukung tren kenaikan harga.”
- Kala Bisnis Perbankan Asing Rontok, Deutsche Bank Suntik Modal Senilai Rp10 Triliun
- Dorong Energi Ramah Lingkungan, Anak Usaha (UNTR) dan Astra Otoparts Bangun PLTS
- Cihui! 4 Emiten Ini Bagi-Bagi Kado Dividen Interim Akhir Tahun 2023
Menurut proyeksi pemerintah, inflasi secara keseluruhan terlihat melambat menjadi 2,5% untuk tahun fiskal berikutnya karena dampak subsidi energi yang memudar.
“Produk domestik bruto nominal (PDB) diproyeksikan naik 5,5% pada tahun fiskal ini dan 3,0% berikutnya, membawa jumlah PDB nominal ke rekor 615 triliun yen (US$4,29 triliun) pada tahun fiskal 2024,” jelasnya.