Parlemen Libya Desak Penghentian Ekspor Minyak ke Negara Pro-Israel
- Parlemen Libya menyerukan penghentian ekspor minyak ke negara-negara pendukung Israel di tengah serangan udara tanpa henti di Jalur Gaza.
Dunia
JAKARTA – Parlemen Libya menyerukan penghentian ekspor minyak ke negara-negara pendukung Israel di tengah serangan udara tanpa henti di Jalur Gaza. Sebagai negara dengan mayoritas muslim, Libya telah menyatakan solidaritasnya terhadap Palestina. Negara tersebut juga mengutuk Israel serta negara-negara yang mendukung Zionis.
“Kami menuntut pemerintah menghentikan ekspor minyak dan gas ke negara-negara yang mendukung Israel jika pembantaian Israel tidak dihentikan,” kata juru bicara parlemen Abdullah Belihaq dalam sebuah pernyataan, dilansir dari TRT Afrika, Senin, 30 Oktober 2023.
Majelis yang berbasis di Libya Timur juga meminta duta besar negara-negara yang mendukung kejahatan Israel di Gaza untuk segera meninggalkan Libya. “Majelis sangat mengutuk dukungan yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Italia atas kejahatan Israel di Gaza,” lanjut pernyataan itu.
- Ketahui Apa Itu Nyamuk Wolbachia yang Disebut Mampu Atasi DBD
- X Resmi Luncurkan Fitur Panggilan Audio dan Video Call, Ini Cara Menggunakannya
- Lagi Ramai di TikTok, Kenali Apa Itu Modus Penipuan Pig Butchering Scam
“Kami meminta agar para duta besar negara-negara yang mendukung entitas Zionis (Israel) dalam tindakan kejahatannya segera meninggalkan wilayah Libya,” kata pernyataaan itu, yang dikutip dari Al Arabiya.
Libya mengutuk langkah yang diambil oleh negara tersebut. Sebab, mereka dianggap sebagai pendukung kejahatan dan penindasan terhadap penduduk sipil. Konflik Gaza dianggap sebagai genosida yang dipimpin oleh AS dan negara-negara Barat.
Israel telah meluncurkan kampanye pengeboman tanpa henti di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023. Hampir 8.000 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 6.546 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.
Sekitar 2,3 juta orang Gaza telah kehabisan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar, dan konvoi bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza hanya membawa sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan.