5 Cara Mengajari Anak Agar Tetap Aman Saat Mengakses Internet
Sains

Pasangan Muda Wajib Tahu, Ini 7 Tips Mengatasi Anak Tantrum

  • Perilaku tantrum biasanya terjadi pada anak usia pra sekolah 1 – 4 tahun. Kondisi tersebut menyebabkan orang tua kalang kabut cara mengatasinya.

Sains

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Tantrum atau yang dikenal sebagai "temper tantrum" dalam istilah psikologi merujuk pada ekspresi kemarahan yang umumnya dialami oleh anak-anak. Perilaku ini biasanya terjadi pada anak usia pra sekolah 1 – 4 tahun. 

Melansir laman sarjidto.co.id, ketika terjadi tantrum, anak menunjukkan rasa marah dengan cara berteriak, memukul, menendang, menangis, enggan beranjak dari suatu tempat, berguling-guling, serta terkadang melakukan perilaku yang dapat menyakiti diri sendiri.

Menurut banyak studi, tantrum muncul sebagai bentuk ekspresi dari kefrustrasian anak, lantaran terdapat keterbatasan mengkomunikasikan pikiran yang dirasakan. Kondisi ini banyak membuat orang tua kalang kabut mengatasinya, terutama bagi pasangan yang nikah muda.  

Mengatasi tantrum anak membutuhkan kombinasi kesabaran, empati, dan konsistensi. Setiap anak unik, jadi mungkin diperlukan pendekatan yang berbeda. Tetapi dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengelola emosi mereka dengan lebih baik dan mengurangi frekuensi serta intensitas tantrum Lantas berikut ini 7 cara efektif mengatasi tantrum anak.

1. Tetap Tenang dan Sabar

Reaksi pertama yang penting dalam menghadapi tantrum anak adalah tetap tenang dan sabar. Meskipun mungkin sulit untuk tidak merasa frustrasi, memberikan respons yang tenang dapat membantu menenangkan anak. Jika orang tua terlibat dalam emosi negatif, anak cenderung merespons dengan lebih banyak emosi yang tidak terkendali.

2. Pahami Penyebab Tantrum

Setiap tantrum memiliki penyebab yang mendasarinya. Bisa jadi anak lapar, lelah, atau merasa terlalu ditekan. Sebelum memberikan respons, coba pahami apa yang mungkin menjadi pemicu tantrum. Ini memungkinkan Anda menanggapi secara lebih efektif dan mencegah terjadinya tantrum di masa depan.

3. Beri Anak Ruang untuk Mengungkap Emosinya

Anak-anak terkadang tidak dapat mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata. Oleh karena itu, memberi mereka ruang untuk mengungkapkan emosi mereka dengan aman dapat membantu mengurangi intensitas tantrum. Jika mereka perlu menangis atau berteriak sejenak, biarkan mereka melakukannya dan berikan dukungan ketika mereka merasa lebih tenang.

4. Tunjukkan Empati

Menunjukkan empati kepada anak dapat membantu mereka merasa didengar dan dipahami. Ucapkan sesuatu seperti, "Saya tahu kamu merasa marah karena tidak bisa mendapatkan mainan yang kamu inginkan." Ini menunjukkan bahwa Anda memahami perasaan mereka dan dapat membantu mengurangi ketegangan.

5. Berikan Pilihan

Memberikan anak pilihan dapat memberi mereka rasa kontrol yang penting. Alih-alih memberikan perintah langsung, beri mereka beberapa opsi yang dapat mereka pilih. Misalnya, "Apakah kamu ingin memakai sepatu merah atau sepatu biru?" Pilihan ini memberikan anak rasa tanggung jawab atas keputusan mereka.

6. Tetap Konsisten dengan Batasan

Batasi yang konsisten memberikan batasan yang jelas dan dapat membantu mencegah tantrum. Jika anak tahu apa yang diharapkan dari mereka dan konsekuensi dari melanggar aturan, mereka lebih mungkin untuk berperilaku dengan baik. Jangan ragu untuk memberikan pujian dan penghargaan ketika mereka mematuhi aturan.

7. Berikan Penghargaan untuk Perilaku Positif

Memberikan pujian dan penghargaan untuk perilaku positif dapat memberikan insentif kepada anak untuk berperilaku dengan baik. Jika mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan perhatian positif ketika berperilaku baik, mereka mungkin lebih termotivasi untuk menghindari tantrum. Ini dapat menciptakan lingkungan positif di mana perilaku baik diapresiasi.