Pasar Aset Kripto 2024 Dimulai Positif, Bitcoin Mencapai US$45.000
- Setelah kenaikan lebih dari 160% selama tahun 2023, Bitcoin (BTC) menunjukkan kinerja mengesankan dengan harga mencapai di atas US$45.000 (Rp695,5 juta dalam asumsi kurs Rp15.473 per-dolar Amerika Serikat/AS).
Fintech
JAKARTA - Dengan berdasarkan analisis pada data Selasa, 2 Januari 2024, pukul 08:00 WIB, pasar aset kripto memasuki tahun 2024 dengan keadaan positif.
Setelah kenaikan lebih dari 160% selama tahun 2023, Bitcoin (BTC) menunjukkan kinerja mengesankan dengan harga mencapai di atas US$45.000 (Rp695,5 juta dalam asumsi kurs Rp15.473 per-dolar Amerika Serikat/AS).
Dalam kurun waktu 24 jam terakhir, BTC menguat sebesar 5,87%, mencapai level tertinggi sejak tahun 2023 lalu.
Pergerakan harga Bitcoin awal pekan ini mengalami lonjakan setelah bergerak stabil selama seminggu terakhir dalam kisaran US$42.000 - US$43.000 (Rp649,8 juta-Rp665,3 juta).
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, mengatakan bahwa sejak akhir pekan lalu, Bitcoin berhasil rebound dari support trendline dan melonjak hingga mencapai US$45.116 (Rp697,9 juta) pada perdagangan kemarin.
- Tarif Pajak Baru! Cek Daftar Harga Rokok Elektrik 2024
- Pertamina Hulu Sanga Sanga Tingkatkan Produksi Melalui Sumur Pamaguan 78
- Kemenkeu Jamin Gaji PNS Naik 8 Persen per Januari, Sistem Rapel
Saat ini, BTC berpotensi menuju US$45.500 (Rp700,4 juta), dan apabila berhasil menembus level tersebut, target selanjutnya berada di angka US$48.000 (Rp743,78 juta).
Namun, jika gagal menembus harga US$45.500 (Rp704,02 juta), potensi pelemahan bisa terjadi menuju support terdekat di US$44.500 (Rp688.155.018)."
Sementara itu, kapitalisasi pasar kripto global juga mengalami penguatan signifikan, mencapai US$1,693 triliun (Rp26,19 kuadriliun) atau naik sebanyak 5,93%. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh pasar altcoin sepanjang tahun 2023.
Ethereum (ETH), sebagai altcoin dengan kapitalisasi pasar terbesar, juga menunjukkan performa positif dengan mendekati level US$2.400 (Rp37,05 juta), mengalami kenaikan sebesar 4,2%.
Di samping itu, beberapa aset kripto lainnya juga mengalami kenaikan yang signifikan dalam seminggu terakhir. Contohnya, Perpetual Protocol (PERP) melonjak 61,29% hingga melebihi harga US$1,40 (Rp21.641), Arbitrum (ARB) menguat sebesar 25,87% menjadi US$1,75 (Rp27.066), dan BNB mencatatkan kenaikan 20,19% menjadi US$319 (Rp4.944.587).
- 3 Rekomendasi Film Netflix untuk Ditonton Saat Akhir Tahun
- 38 Emiten Terancam Delisting dari Bursa 2023, Ada WSKT hingga SRIL
- Gratis! Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Dibuka untuk Libur Nataru
Seminggu Terakhir
Pada pekan sebelumnya, Securities and Exchange Commission (SEC) AS menetapkan batas waktu untuk revisi akhir proposal Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin yang tertunda sebelumnya.
Tujuh perusahaan diberi tenggat waktu hingga 29 Desember 2023 untuk menyerahkan rencana akhir terkait ETF Bitcoin spot. Langkah ini menjadi sorotan utama di tengah perdebatan regulator mengenai likuiditas dan opsi penebusan untuk ETF Bitcoin.
Sementara itu, MicroStrategy, perusahaan intelijen bisnis yang dipimpin oleh Michael Saylor, terus menunjukkan keyakinannya pada Bitcoin.
Dengan pembelian besar-besaran senilai US$615,7 juta (Rp9,5 triliun), perusahaan ini berhasil mengakuisisi lebih dari 14.000 Bitcoin tambahan.
Tokoh kunci di balik Ethereum, Vitalik Buterin, juga mengusulkan perubahan dalam desain Proof of Stake (PoS) untuk menyederhanakan jaringan Ethereum. Usulan ini memicu lonjakan harga ETH dan pandangan jangka panjang terkait Ethereum.
Seminggu ke Depan
Pada pekan ini, Biro Statistik Tenaga Kerja AS akan merilis laporan upah non pertanian (NFP) bulan Desember pada 5 Januari 2024.
Laporan nonfarm payrolls (NFP) memperkirakan pertumbuhan lapangan kerja di AS bulan Desember 2023 akan lebih rendah, diproyeksikan mencapai 163.000 dibandingkan dengan 199.000 pada bulan November 2023.
"Dampak jangka pendek hasil NFP ke pasar kripto: jika rilis lebih tinggi daripada ekspektasi pasar, maka akan berdampak negatif ke Bitcoin. Sebaliknya jika sesuai atau di bawah ekspektasi pasar akan berdampak positif ke Bitcoin,” kata Panji kepada TrenAsia, dikutip Rabu, 3 Januari 2024.
Sementara itu, momen yang paling ditunggu-tunggu pada minggu depan adalah keputusan SEC terkait ETF Bitcoin. Antusiasme pasar terhadap pengumuman positif ini telah meningkatkan minat pada Bitcoin.
Beberapa calon penerbit seperti BlackRock, VanEck, Valkyrie, Bitwise, Invesco Galaxy, Fidelity, WisdomTree, dan ARK 21Shares, telah mengajukan berkas terbaru kepada SEC pekan lalu. Saat ini, terdapat lebih dari 10 calon penerbit ETF Bitcoin spot.
Semua mata tertuju pada awal tahun 2024 dengan berbagai spekulasi dan antisipasi terhadap keputusan SEC terkait ETF Bitcoin. Tanggal 10 Januari 2024, merupakan tenggat waktu terdekat bagi SEC untuk menyetujui, menolak, atau kembali menunda keputusan penerbitan ETF Bitcoin spot.
Saat ini, partisipasi BlackRock dalam momen ini memperkuat potensi persetujuan ETF Bitcoin spot. Menariknya, rekor keberhasilan BlackRock terkait pengajuan berkas ETF adalah 575 kali disetujui dan hanya 1 kali ditolak.
BlackRock juga telah menunjuk JPMorgan sebagai peserta resmi untuk ETF Bitcoin spot miliknya. Hal ini menjadi menarik mengingat CEO JPMorgan, Jamie Dimon, adalah sosok yang berniat menutup dunia kripto jika menjadi pemerintah, sesuai pernyataannya pada 6 Desember 2023 lalu.
Panji mengingatkan, volatilitas pasar kripto akan meningkat menjelang keputusan SEC terhadap ETF Bitcoin spot, maka pelaku pasar diharapkan tetap waspada mengantisipasi perubahan harga aset kripto.
“Potensi jangka pendek, kemungkinan adanya ‘sell on the news’ atau melakukan penjualan setelah terbitnya berita tentang keputusan terkait ETF Bitcoin spot,” jelas Panji.
Investor berpotensi tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengambil sejumlah keuntungan karena telah ada langkah antisipatif besar berdasarkan ekspektasi potensi persetujuan ETF Bitcoin spot yang telah menjadi sorotan.