Ilustrasi produksi minyak mentah
Pasar Modal

Pasar Cenderung 'Risk-off' Jelang Pertemuan The Fed, Harga Minyak Dunia Berpotensi Melemah

  • Menurut Ibrahim, dengan adanya perpanjangan kenaikan suku bunga dari bank sentral AS, petumbuhan permintaan bahan bakar di negeri Paman Sam pun berpotensi terhambat.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Harga minyak dunia berpotensi melemah sementara pelaku pasar mengambil sikap 'risk-off' (berkecenderungan menghindari risiko) menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed).

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, menjelang pertemuan The Fed, pasar secara luas berekspektasi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Menurut Ibrahim, dengan adanya perpanjangan kenaikan suku bunga dari bank sentral AS, petumbuhan permintaan bahan bakar di negeri Paman Sam pun berpotensi terhambat.

"Pasar secara luas mengharapkan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga setidaknya 25 basis poin, meningkatkan kekhawatiran bahwa perpanjangan kenaikan biaya pinjaman The Fed akan menghambat pertumbuhan permintaan bahan bakar di konsumen minyak terbesar di dunia," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Selasa, 31 Januari 2023.

Sementara itu, Analis dan Komisaris PT Orbi Trade Berjangka Vandy Cahyadi mengatakan bahwa investor yang tengah memasang mode risk-off saat ini dapat merugikan aset berisiko, termasuk minyak.

"Suasana hati-hati risk-off dan potensi kenaikan suku bunga bank sentral AS minggu ini akan merugikan aset berisiko, termasuk minyak," kata Vandy dikutip dari risetnya, Selasa, 31 Januari 2023.

Vandy pun menambahkan, walaupun The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin, namun harga minyak tidak akan menurun signifikan dan tidak mungkin jatuh hingga ke bawah US$70 (Rp1,04 juta dalam asumsi kurs Rp14.979 per-dolar AS) perbarel dan berjuang untuk mendekati kisaran US$90 (Rp1,34 juta) perbarel.

Selain pertemuan The Fed, pertemuan para petinggi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) yang akan berlangsung Rabu, 1 Februari 2023, pun akan menjadi fokus pelaku pasar.

Pada perdagangan pasar Eropa, Senin, 30 Januari 2023 pukul 20.40 WIB, harga minyak dunia diperdagangkan di level US$79,25 (Rp1,18 juta) perbarel.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, Selasa, 31 Januari 2023, harga minyak dunia berpeluang diperdagangkan melemah di kisaran US$75,4 (Rp1,13 juta) - US$81,5 (Rp1,22 juta) perbarel.