Pasar Cermati Penanganan Krisis Perbankan dan Suku Bunga, Rupiah Diprediksi Sedikit Tertekan Hari Ini
- Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 21 Maret 2023, nilai kurs rupiah dibuka menguat 12 poin di posisi Rp15.348 per-dolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai kurs rupiah diprediksi sedikit tertekan hari ini tatkala pasar mencermati perkembangan penanganan krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) dan penetapan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 21 Maret 2023, nilai kurs rupiah dibuka menguat 12 poin di posisi Rp15.348 per-dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Senin, 20 Maret 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 15 poin di level Rp15.360 per-dolar AS.
- Disebut Penjahat Perang, Putin Malah Lakukan Kunjungan ke Mariupol
- PalmCo Siap IPO Kuartal IV-2023, Erick Thohir Klaim Bakal Jadi Perusahaan Sawit Terbesar
- Multipolar (MLPL) Milik Grup Lippo Telan Kerugian Rp60,66 Miliar pada 2022
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa rupiah berpotensi sedikit tertekan hari ini karena pelaku pasar tengah melihat prospek dari pemulihan bank-bank di AS dan Eropa yang mengalami krisis.
Ada tiga bank yang diterpa krisis belum lama ini, yaitu Silicon Valley Bank, Signature Bank, dan Credit Suisse Bank.
"pelaku pasar kemungkinan juga masih mencermati perkembangan penanganan krisis perbankan tersebut. Ini mungkin masih bisa memberikan tekanan ke rupiah sebagai aset berisiko karena pasar mencari posisi aman," ujar Ariston kepada TrenAsia, Selasa, 21 Maret 2023.
Menurut Ariston, walau berpotensi tertekan, pelemahan yang dialami rupiah kemungkinan tidak akan terlalu dalam karena adanya dukungan dari regulator untuk penanganan krisis.
Selain itu, peluang melambatnya kenaikan suku bunga The Fed yang masih terbuka lebar pun dikatakan Ariston dapat menjadi variabel yang menahan merosotnya rupiah.
Ariston memprediksi pada perdagangan hari ini kurs rupiah bisa melemah ke arah Rp15.400 per-dolar AS dengan potensi penguatan ke kisaran Rp15.330 per-dolar AS.