<p>Ilustrasi Surat Utang Negara (SUN). / Indonesia.go.id</p>
Industri

Pasar Keuangan RI Membaik, Lelang SUN Meroket 67,8 Persen Tembus Rp83,02 Triliun

  • Penawaran masuk investor asing mencapai Rp11,97 triliun. Angka ini meningkat jika dibandingkan penawaran masuk investor asing pada lelang sebelumnya yang hanya Rp7,53 triliun.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Pelelangan surat utang negara (SUN) pada Selasa, 20 Oktober 2020 mencapai permintaan Rp83,02 triliun. Nilai ini melonjak 67,8% dibandingkan permintaan sebelumnya yang hanya Rp49,47 triliun.

Plt Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengungkapkan, tingginya permintaan SUN ini disebabkan oleh mulai membaiknya kondisi pasar keuangan di Indonesia. Perbaikan ini tercermin dari penurunan credit default swap (CDS) dalam satu bulan terakhir, serta nilai tukar yang semakin stabil.

“Likuiditas di pasar keuangan yang cukup tinggi, serta kondisi pasar global yang kondusif berpengaruh positif pada penurunan yield SUN dalam beberapa hari terakhir, serta peningkatan incoming bids di lelang hari ini,” ungkap Deni dalam keterangan resmi, Selasa 20 Oktober 2020.

Tak pelak, partisipasi investor asing hari ini pun semakin dominan jika dibandingkan pada pelelangan SUN sebelumnya.

Tercatat pada lelang kali ini, penawaran masuk investor asing mencapai Rp11,97 triliun. Angka ini meningkat jika dibandingkan penawaran masuk investor asing pada lelang sebelumnya yang hanya Rp7,53 triliun.

“Minat tertinggi investor asing di lelang kali ini berada pada tenor 10 dan 15 tahun,” imbuh Deni.

Rincian

Secara terperinci, ada 7 surat utang yang dilelang. Untuk surat utang seri SPN03210121 mendapatkan penawaran Rp2,74 triliun dengan imbal hasil tertinggi 3,1% dan terendah 2,9%. Penawaran masuk SPN12210701 sebesar Rp3,41 triliun dengan imbal hasil tertinggi 3.35% dan terendah 3,18%.

Selanjutanya untuk seri FR0086, penawaran masuk mencapai Rp13,309 triliun dengan imbal hasil tertinggi 5,74% dan terendah 5,5%. Lalu FR0087 dengan penawaran masuk Rp25,31 trilun dan imbal hasil tertinggi 6,83% serta yang terendah 6,65%.

Kemudian ada FR0080 dengan penawaran masuk Rp21,24 triliun dan imbal hasil terendah 7,22%, serta tertinggi 7,48%. Penawaran masuk untuk FR0083 senilai Rp9,07 triliun dengan imbal hasil tertinggi 7,37% dan terendah 7,24%. Terakhir penawaran masuk FR0076 mencapai Rp7,93 triliun dengan imbal hasil tertinggi 7,45% dan terendah 7,31%.

Namun demikian, Deni menyebut, dari seluruh penawaran masuk itu, pemerintah hanya menyerap total Rp32,75 triliun. Pertimbanganya, angka tersebut sudah dinilai cukup pas untuk kebutuhan pembiayaan hingga akhir tahun, termasuk biaya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Keputusan itu juga mempertimbangkan yield/imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder,” pungkas dia. (SKO)