<p>Ilustrasi Mata Uang Kripto / Pixabay.com</p>
Fintech

Pasar Kripto Alami Konsolidasi, Begini Saran Sandiaga Uno untuk Investor

  • Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memberikan pendapat soal alokasi investasi di kala pasar kripto sedang mengalami konsolidasi.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memberikan pendapat soal alokasi investasi di kala pasar kripto sedang mengalami konsolidasi.

Berdasarkan data Coin Market Cap, pada perdagangan Rabu, 18 Mei 2022 pukul 07.40 WIB, Bitcoin (BTC) sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar sempat memasuki zona hijau dan menyentuh level harga US$30.596 atau setara dengan Rp448,2 juta dalam asumsi kurs Rp14.651 perdolar Amerika Serikat (AS).

Namun, pada pukul 17.20 WIB, BTC sudah kembali memasuki zona merah dengan persentase 1,9% dan sedang menempati posisi harga US$29.968 (Rp439,06 juta). Mayoritas aset-aset kripto di jajaran 100 besar pun menunjukkan tren menurun di jam yang sama meskipun pergerakannya terbilang tipis.

Di masa-masa konsolidasi ini, ada beberapa pelaku pasar yang memanfaatkan momentum dengan melakukan price action untuk mengangkat nilai-nilai aset kripto yang anjlok sejak awal Mei.

Sandiaga Uno, menteri yang dikenal juga sebagai investor, memberikan komentar soal anjloknya harga kripto yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir setelah tragedi yang dialami oleh Terra (LUNA) dan Terra USD (UST).

Dalam dialognya dengan Co-founder Ternak Uang Timothy Ronald di video YouTube kanal Sandiuno TV, Minggu, 15 Mei 2022, Sandiaga Uno mengatakan bahwa pemula sebaiknya menyimpan maksimum 5% portofolio investasi di kripto.

“Kalau mau belajar itu maksimum 5% dari portfolio investasi. Waktu itu saya bilang very small allocations. Tapi, ternyata banyak yang against our advice, ada yang sampai majority didominasi oleh crypto investment,” ujar Sandiaga Uno, Jakarta, 18 januari 2022.

Menurut menteri yang akrab dipanggil Sandi itu, dirinya melihat keanjlokan harga kripto karena adanya ketidakpastian yang memicu volatilitas.

“Fed sudah sinyal akan ada rate hike cukup besar yang dipicu karena inflasi dan ketegangan di Ukraina-Rusia, dan juga tingginya harga-harga komoditas yang bagus buat Indonesia, tapi juga perlu disikapi dengan membaiknya supply and demand. Ternyata supply side-nya belum beres sejak pandemi, dan kita lihat correction across the board,” papar Sandi.

Menurut Sandi, ketika pasar kripto sedang ambruk atau mengalami konsolidasi, bukan berarti investor harus berhenti berinvestasi. Apabila pasar memang sedang menghadapi pelemahan, hal yang sebaiknya dilakukan adalah switching portofolio.

"Kalau lagi jatuh itu kita nggak pernah bisa menebak dengan tepat saat masuk ke dalam satu investasi, tunggu saat mereka stable," papar Sandi.

Sandi pun mengatakan, saat pasar kripto sedang mengalami volatilitas yang cukup tinggi, saham-saham minyak dan gas, dan komoditas yang sudah cenderung dianggap kuno oleh para generasi muda justru rajin memberikan dividen.

Selain itu, pandemi juga telah mendorong tren positif di saham-saham kesehatan dan farmasi. Selain itu, perusahaan teknologi yang berhubungan dengan bidang keamanan siber, financial technology (fintech), dan pembayaran digital pun dinilai Sandi dapat memberikan return yang cukup baik.

Simpulannya, Sandi menegaskan bahwa saat pasar sedang mengalami konsolidasi dan belum menemukan stabilitas, sebaiknya investor lebih bijak dalam mengalokasikan portofolio investasi. 

Investor juga disarankan untuk tidak mudah tergiur dengan iming-iming keuntungan yang besar dan memperhatikan kemungkinan ruginya. Selain itu, di samping aset kripto pun masih banyak instrumen investasi yang bisa dilirik untuk alokasi portofolio. 

Menurut trader Tokocrypto Afid Sugiono, pelaku pasar saat ini tampaknya sudah mulai lebih percaya diri untuk kembali meramaikan pasar aset berisiko seperti kripto karena adanya pergerakan yang positif di pasar saham.

Nasdaq, pasar saham teknologi yang trennya kerap kali beriringan dengan pergerakan harga di pasar kripto, memang sedang menunjukkan pergerakan harga yang cukup positif. Pada 17 Mei 2022 pukul 16.00 WIB, index Nasdaq ditutup dengan kenaikan 2,76% atau penambahan 321,73 poin ke level 11.662,79.

Meski demikian, Afid mengatakan bahwa secara keseluruhan, pasar kripto di minggu ini kemungkinan tidak akan mengalami pergerakan harga yang signifikan.

"Mungkin tidak ada pergerakan signifikan alias masih stagnan atau konsolidasi, tapi beberapa punya potensi buat mengalami kenaikan," ujar Afid melalui keterangan tertulis, Rabu, 18 Mei 2022.

Dikatakan oleh Afid, saat ini pasar kripto sedang mengalami konsolidasi, yakni ketiga harga tengah meraba-raba pergerakan tren selanjutnya.