Pasar Kripto Cetak Kinerja Positif pada Oktober, Apakah Tren Akan Berlanjut?
- Dalam periode 1 Oktober hingga 31 Oktober, Bitcoin mengalami kenaikan sebesar 22,85%.
Fintech
JAKARTA - Pada Oktober 2023, antusiasme pasar aset kripto meningkat seiring dengan antisipasi terhadap produk exchange traded fund (ETF) Bitcoin, yang mengangkat harga BTC ke level tertinggi sejak Mei tahun lalu.
Dalam periode 1 Oktober hingga 31 Oktober, Bitcoin mengalami kenaikan sebesar 22,85%. Bahkan sejak awal tahun, Bitcoin telah melesat lebih dari 100%, melonjak dari harga US$16.600 (sekitar Rp263,68 juta dalam asumsi kusr Rp15.897 per-dolar Amerika Serikat/AS) pada 1 Januari 2023 menjadi mencapai puncaknya di US$35.200 (Rp558,76 juta) pada bulan Oktober ini.
Pada Rabu, 1 November 2023 pukul 11.30 WIB, Coin Market Cap mencatat harga BTC berada pada level US$34.480 (sekitar Rp 548,12 juta), menguat 0,59% dalam 24 jam terakhir dan meningkat 1,1% dalam tujuh hari terakhir.
Sementara itu, Ethereum (ETH) diperdagangkan pada harga US$1.810 (sekitar Rp28,7 juta), mengalami kenaikan sebanyak 0,59% dalam 24 jam terakhir dan naik 1,09% dalam tujuh hari terakhir.
- Berkat Sinetron, Pendapatan Multivision Plus Milik Raam Punjabi Naik jadi Rp231 Miliar
- 5 Alat AI Generator untuk Membuat Poster Film Disney Pixar Gratis
- Terbesar di Indonesia, Begini Progres Smelter Alumunium Adaro Minerals Senilai Rp30,5 Triliun
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, Bitcoin dan aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya melaju di tren positif selama Oktober, dan masih ada potensi penguatan di awal November ini.
Dua minggu pertama November dikatakan Panji dapat menjadi kesempatan 'buy the dip' jika Bitcoin turun ke harga US$30.000 (sekitar Rp476,9 juta) sehingga momen bullish sepanjang Oktober mungkin akan berlanjut, mengingat November juga telah menjadi bulan yang positif dalam sejarah Bitcoin sejak tahun 2013.
Dia melanjutkan, data dari Coinglass menunjukkan bahwa sejak tahun 2013 hingga tahun 2017, Bitcoin terus mengalami kenaikan yang signifikan setiap bulan November.
Meskipun dari tahun 2018 hingga 2022, Bitcoin hanya mengalami kenaikan sekali pada November, yaitu pada tahun 2020. Namun jika melihat pergerakan rata-rata Bitcoin setiap bulan November sejak tahun 2013 hingga 2022, bulan tersebut merupakan yang paling bullish dengan kenaikan rata-rata sebesar 50,61%."
Meski data menunjukkan bahwa Bitcoin cenderung bullish pada November, pekan ini ada serangkaian rilis data ekonomi dari Amerika Serikat yang berpotensi memengaruhi pergerakan aset kripto.
Pekan ini, Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter selama dua hari. Diperkirakan suku bunga acuan telah mencapai puncaknya dengan The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25%-5,50%.
Investor juga akan memperhatikan pernyataan dan sesi tanya jawab dari Ketua Fed Jerome Powell untuk mencari petunjuk tentang kebijakan suku bunga ke depan.
Kemudian, The Conference Board akan merilis indeks kepercayaan konsumen untuk bulan Oktober, dan pelaku pasar juga akan mencermati laporan ketenagakerjaan bulan Oktober yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat, 3 November 2023.
- Dampak Persetujuan ETF Bitcoin Spot terhadap Momentum Halving 2024
- BNI Gugat Bank Danamon di PN Jaksel, Diduga Soal Penyitaan Aset
- Menyelami Karakter Lee Yu-bi, Calon Idol Problematik di The Escape of The Seven
Saat ini, Fear & Greed Index, yang mengukur sentimen pasar aset kripto, telah mencapai level tertinggi sejak Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada November 2021. Data terbaru menunjukkan indeks mencapai 72/100 dalam beberapa hari terakhir, masuk dalam kategori "keserakahan" atau greed, mendekati level yang terlihat ketika Bitcoin mencapai level tertinggi sebelumnya hampir dua tahun lalu di US$69.000 (sekitar Rp1,09 miliar).
"Melihat pekan ini dengan rilis berbagai data ekonomi AS dan saat ini situasi pasar kripto juga telah berada dalam zona greed atau serakah, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan diversifikasi portofolio, menetapkan tujuan dan batasan risiko dengan menggunakan fitur Take Profit dan Stop Loss dan menghindari fear of missing out (FOMO)," kata Panji kepada TrenAsia, dikutip Rabu, 1 November 2023.
Panji pun mengatakan bahwa penting juga untuk terus memantau berita dan tren pasar, serta memperhatikan pergerakan Bitcoin untuk mendapatkan wawasan tentang potensi pergerakan harga. Kewaspadaan juga penting dalam mengelola risiko di pasar kripto yang sangat volatile.