Pasar Kripto Masih Merah, Waktu Tepat untuk Akumulasi Aset!
- Di tengah penurunan pasar kripto, investor memiliki kesempatan untuk mulai melakukan akumulasi aset.
Fintech
JAKARTA - Pasar kripto masih terpantau bergerak di zona merah setelah perilisan inflasi indeks harga konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 10 Agustus 2023 waktu setempat.
Menurut pantauan Coin Market Cap, Jumat, 11 Agustus 2023 pukul 10.30 WIB, Bitcoin dalam 24 jam terakhir mengalami penyusutan 0,6%.
Pada pantauan tersebut, Bitcoin menempati posisi harga US$29.369 atau setara dengan Rp446,5 juta dalam asumsi kurs Rp15.204 per-dolar AS.
- Merambah Industri Otomotif, Huawei Luncurkan Mobil Listrik
- Jelang Pemilu 2024, Budi Arie Siap Jaga Jagat Maya dari Hoaks
- Komitmen ESG, Alam Sutera Konsisten Bantu Kebutuhan Masyarakat Sekitar
Sementara itu, Ethereum (ETH) mengalami penurunan 0,42%, Tether (USDT) 0,03%, Binance Coin (BNB) 1,2%, dan Ripple (XRP) 0,51%.
Selanjutnya, Dogecoin (DOGE) mengalami penurunan 0,5%, dan Cardano (ADA) 1,66%. Hanya Solana (SOL), TRON (TRX), dan USD Coin (USDC) di jajaran 10 aset terbesar yang mengalami penguatan dengan persentase masing-masing 1,8%, 0,6%, dan 0,01%.
Pada Kamis, 10 Agustus 2023 waktu setempat, data indeks harga konsumen (AS) menunjukkan inflasi di posisi 3,2% secara tahunan.
Walaupun naik dari 3,2% pada bulan sebelumnya, tapi angkanya masih lebih rendah dibanding ekspektasi pasar 3,3%.
Walaupun Bitcoin dkk masih terjebak di zona merah, namun Bitcoin Fear and Greed Index sudah menempati angka 51 atau berada di area netral setelah sebelumnya sempat terjerembab di level 49 yang berada di area "Fear".
Trader eksternal Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan bahwa di tengah penurunan pasar kripto, investor memiliki kesempatan untuk mulai melakukan akumulasi aset.
Ditambah lagi, dengan inflasi AS yang berpotensi mendorong The Fed untuk menahan kenaikan suku bunganya pada September 2023, maka aset-aset kripto pun ke depannya berpotensi untuk bullish.
"Tidak perlu khawatir terkait dengan koreksi karena bisa menjadi kesempatan yang tepat untuk mulai melakukan akumulasi aset Bitcoin. Kita hampir selesai dengan siklus kenaikan suku bunga sehingga hambatan ekonomi makro saat ini akan segera mulai memudar," ungkap Fyqieh kepada TrenAsia dikutip Jumat, 11 Agustus 2023.
- 5 Tanda Anda Memiliki Kondisi Keuangan yang Sehat
- Ingin Hidup Tenang, Ini 5 Panduan Mindfulness untuk Pemula
- Makna Nama Baru Gunung Bawah Laut di Pacitan ‘Jogo Jagad’
Menurut data CME FedWatchTool yang diakses Jumat, 11 Agustus 2023 pukul 10.30 WIB, terdapat probabilitas 89% bagi The Fed untuk menahan suku bunganya di level 5,25%-5,5% untuk pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September.
Sementara itu, terdapat probabilitas 11% The Fed untuk menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin ke level 5,5%-5,75%.
Fyqieh mengatakan, pelaku pasar, khususnya di AS, tampaknya masih tergoda dengan reksa dana pasar uang di AS yang imbal hasilnya mencapai rekor tertinggi, yakni 5%.
Kemudian, faktor penghambat laju kripto lainnya adalah sikap pelaku pasar yang masih menunggu perilisan indeks harga produsen di AS yang dirilis malam ini sebagai ukuran utama lain dari inflasi.
Lalu, sentimen lainnya adalah penantian investor terhadap persetujuan aplikasi exchange traded fund (ETF) Bitcoin spot dari BlackRock dan ARK Investment yang tenggat waktunya jatuh pada 12 dan 13 Agustus.
"Meskipun pasar cenderung bergerak mendatar, situasi seperti ini bisa menjadi petanda untuk melakukan dollar cost averaging (DCA) bulanan, terutama menjelang September" kata Fyqieh.