Ilustrasi Bitcoin. Sumber: Pixabay.com
Pasar Modal

Pasar Kripto Tenggelam di Lautan Merah, Bitcoin Turun 14 Persen dalam Seminggu Terakhir

  • Mayoritas aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) masih melenggang di zona merah dengan kemerosotan harga yang lebih tinggi dibanding beberapa hari sebelumnya.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Mayoritas aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) masih melenggang di zona merah dengan kemerosotan harga yang lebih tinggi dibanding beberapa hari sebelumnya. Bitcoin pun saat ini sudah menurun sampai 14% dalam seminggu terakhir. 

Berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Selasa, 12 April 2022 pukul 12.00 WIB, Bitcoin (BTC) menurun 5,49% dalam sehari terakhir dan saat ini menyentuh level US$39.929 atau setara dengan Rp573,7 juta dalam asumsi kurs Rp14.370 perdollar AS. 

Ethereum  (ETH) di peringkat kedua juga melemah dengan persentase 5,71% dan saat ini menduduki harga US$2.999 (Rp43,1 juta). Di peringkat ketiga, Tether (USDT) berada pada posisi stagnan di level US$1 (Rp14.370). 

Binance Coin (BNB) di peringkat keempat mencatat penurunan 3,05% dan menduduki posisi US$403 (Rp5,7 juta) sementara USD Coin (USDC) di peringkat kelima meningkat 0,02% ke level US$0,9999 (Rp14.368). 

Selanjutnya, XRP di peringkat keenam melemah 5,02% ke harga US$0,703 (Rp10.102). Solana (SOL) di peringkat ketujuh menurun 8,5% ke level US$101,3 (Rp1,45 juta) dan menjadi aset kripto dengan penurunan yang paling tinggi di jajaran 10 besar. 

Di peringkat kedelapan, Cardano (ADA) turun 8,04% ke level US$0,9381 (Rp13.480), Terra (LUNA) di peringkat kesembilan menurun 5,6% ke level US$83,67 (Rp1,2 juta), dan Avalanche (AVAX) di peringkat kesepuluh menurun 3,6% ke level US$76,6 (Rp110.742). 

Bitcoin dan aset-aset kripto lainnya masih terdampak oleh kekhawatiran akan inflasi Amerika Serikat yang akan semakin tinggi dan diikuti oleh pengetatan kebijakan moneter dari bank sentral Federal Reserve System (The Fed) yang diumumkan dalam risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Maret 2022. 

Kenaikan suku bunga yang diisyaratkan oleh The Fed pada gilirannya akan membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS semakin tinggi. Berdasarkan pantauan Market Watch, Selasa, 12 April 2022 pukul 1.29 EDT, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun berada pada level 2,826% dan memecahkan rekor tertinggi sejak 2019. 

Kenaikan suku bunga yang berimbas kepada kenaikan imbal hasil obligasi pada gilirannya berdampak kepada berkurangnya aliran dana ke pasar aset berisiko seperti kripto yang saat ini fluktuasi harganya turut dipengaruhi oleh pergerakan di pasar saham teknologi.