<p>Nilai tukar rupiah pagi ini, Jumat, 6 November 2020 berada di level Rp14.380 per dolar AS, menguat 185 bps sebesar 1,27% dibandingkan penutupan kemarin, Kamis, 5 November 2020 di level Rp14.565 per dolar AS. / Foto: Ismail Pohan &#8211; Tren Asia</p>
Finansial

Pasar Menanti Isyarat The Fed dan Data Perdagangan China, Rupiah Berpeluang Melemah

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 7 September 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 35 poin di posisi Rp15.330 per-dolar AS.

Finansial

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah berpeluang melemah pada perdagangan hari ini karena pasar tengah menanti isyarat dari pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) dan data perdagangan terbaru dari China.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 7 September 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 35 poin di posisi Rp15.330 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Rabu, 6 September 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 24 poin di level Rp15.295 per-dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa pasar saat ini tengah menunggu isyarat lebih lanjut mengenai kebijakan moneter The Fed.

Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbe akan menyampaikan pidatonya bersama anggota Federal Open Market Committee John William dan Michelle bowman pada hari ini.

"Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya di tengah tanda-tanda menurunnya aktivitas ekonomi baru-baru ini," kata Ibrahim kepada wartawan dikutip Kamis, 7 September 2023.

Di Asia, China akan merilis neraca perdagangan pada hari ini juga dan para analis dikatakan Ibrahim memperkirakan penurunan impor dan ekspor yang lebih kecil.

Akan tetapi, fokus utama dari pasar adalah impor komoditas di China hingga bulan Agustus, mengingat aktivitas ekonomi lokal dan pasar properti menunjukkan sedikit tanda-tanda pemulihan.

"Data yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa sektor jasa China tumbuh pada laju paling lambat dalam delapan bulan pada Agustus. Meskipun data sebeumnya menunjukkan adanya ketahanan di sektor manufaktur, bisnis secara keseluruhan masih memburuk," papar Ibrahim.

Ibrahim pun menyebutkan bahwa faktor pelemahan rupiah lainnya adalah perang Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi melemah di rentang Rp15.270-Rp15.360 per-dolar AS.