<p>Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Finansial

Pasar Menanti Keputusan The Fed, Rupiah Awal Pekan Bakal Lesu

  • Nilai kurs rupiah dibuka melemah 3 poin di posisi Rp15.030 per-dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin, 24 Juli 2023.

Finansial

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah berpotensi melemah pada perdagangan hari ini, Senin, 24 Juli 2023, karena pelaku pasar bersiap-siap dengan keputusan The Federal Reserve (The Fed) terkait kebijakan suku bunga untuk periode bulan ini.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 24 Juli 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 3 poin di posisi Rp15.030 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan sebelumnya, Jumat, 21 Juli 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 41 poin di level Rp15.027 per-dolar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memprediksi rupiah akan melemah pada perdagangan hari ini karena pasar mengantisipasi pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang hasilnya akan dirilis pada 27 Juli 2023.

"Pelemahan ini karena pasar mengantisipasi hasil rapat kebijakan moneter The Fed yang akan dirilis pada 27 Juli 2023 dini hari. Menurut survei CME, probabilitas hampir 100% The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%-5,5%," ujar Ariston kepada TrenAsia.com, Senin, 24 Juli 2023.

Menjelang pengambilan keputusan The Fed dalam penentuan kebijakan moneternya ke depan, pelaku pasar pun bersikap wait and see sehingga menguatkan dolar AS sebagai safe haven.

Ssementara itu, tingkat inflasi di AS memang sudah menyurut, namun belum menyentuh 2% seperti yang ditargetkan oleh The Fed.

Tenaga kerja AS yang masih cukup kuat pun menjadi tolak ukur yang menaikkan ekspektasi bahwa daya beli masyarakat di negeri adidaya tersebut masih cukup tinggi dan berpotensi menaikkan inflasi.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 9.000 menjadi 228.000 untuk pekan yang berakhir pada 15 Juli 2023.

Sebelumnya, rupiah sempat menguat pada pekan lalu karena inflasi AS yang terus menyurut membuat pasar berekspektasi bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya lebih awal.

Namun, dengan data klaim tunjangan pengangguran yang ternyata berada di luar ekspektasi, pelaku pasar pun kembali memprediksi The Fed masih akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneternya dan mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga AS belum mencapai puncaknya.

Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi melemah ke arah Rp15.050-Rp15.070 per-dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.980 per-dolar AS.