Pasar Menunggu Perbaikan Ekonomi AS, Rupiah Diprediksi Turun ke Rp14.300

JAKARTA – Nilai tukar rupiah masih berpotensi mengalami pelemahan ke level Rp14.230-Rp14.300 per dolar Amerika Serikat (AS). Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan pelaku pasar yang belum alami konsolidasi terhadap prospek ekonomi menekan nilai tukar rupiah.

Tengok saja pada penutupan indeks dolar AS yang menguat hingga 0,2% pada Rabu, 8 September 2021. Penguatan dolar AS ini diprediksi masih terjadi pada hari ini

“Kelihatannya pasar kembali berhati-hati dengan prospek kebijakan moneter AS ke depan setelah pekan lalu mengantisipasi hasil data tenaga kerja AS yang di bawah perkiraan,” jelas Ariston kepada TrenAsia.com, Kamis, 9 September 2021.

• Kalah di Pengadilan Arbitrase London Ihwal Utang Sewa, Garuda Tempuh Jalur Hukum Lagi
• Erick Thohir Angkat Bobby jadi Dirut BUMN Barata
• TIPS Aktifkan Google Translate Pada Peramban Chrome Ponsel

Menurut Ariston, data tenaga kerja AS bukan lah penentu aksi tapering off  The Fed yang dicanangkan pada akhir tahun ini. Hal itu membuat pelaku pasar kembali mengambil tindakan wait and see terhadap kondisi ekonomi di Negeri Paman Sam.

“The Fed masih terbuka dengan opsi tapering di akhir tahun, dengan mempertimbangkan data-data ekonomi AS di bulan-bulan berikutnya,” kata Ariston.

Varian baru virus Corona juga ikut menahan perbaikan ekonomi di sejumlah wilayah. Pelaku pasar mengindikasikan data ekonomi yang bakal dirilis dalam waktu dekat oleh Eropa hingga Jepang bakal menunjukan pertumbuhan tipis saja.

“Selain itu, rilis data ekonomi pekan ini di beberapa negara maju seperti zona euro, Inggris dan Jepang juga tidak terlalu baik sehingga para pelaku pasar juga tampak berhati-hati dengan perkembangan ekonomi ke depan,” ungkap Ariston