Pasar Obligasi Kian Diburu Investor, Apa Penyebabnya?
- Head of Educator Sucor Sekuritas Hendry Wijaya mengatakan pasar mulai merespons positif sinyal kenaikan suku bunga the Fed yang mendekati babak akhir dengan memborong obligasi yang membuat imbal hasi (yield) US Treasury 2 dan 10 tahun kompak turun.
Obligasi
JAKARTA – Pasar obligasi mulai menunjukkan ketangguhannya usai sempat mengalami penurunan minat sejak pandemi COVID-19 melanda dunia. Berbagai sentimen turut mendorong prospek pasar surat utang dunia.
Head of Educator Sucor Sekuritas Hendry Wijaya mengatakan pasar mulai merespons positif sinyal kenaikan suku bunga the Fed yang mendekati babak akhir dengan memborong obligasi yang membuat imbal hasi (yield) US Treasury 2 dan 10 tahun kompak turun.
“Penguatan harga obligasi ini menjadi sinyal pasar percaya era kenaikam suku bunga akan berakhir,” ujarnya saat dihubungi TrenAsia.com, Jumat, 12 Mei 2023.
Selain itu, kata Hendry, saat ini mulai terlihat dari beberapa leading indikator seperti yield US Treasury 2 tahun sudah dibawah Fed Fund Rate dan kenaikan harga emas yang memecahkan rekor pada awal Mei 2023.
- Dituntut Warga Monggo NTB, Begini Klarifikasi dari Charoen Pokphand (CPIN)
- Pendapatan Tol Jasa Marga (JSMR) Naik 21 Persen Selama Periode Mudik Lebaran 2023
- Mengapa Bau Parfum Bisa Berbeda pada Setiap Orang?
“Sentimen-sentimen ini membuat pasar obligasi kembali makin diburu oleh pelaku pasar,” ungkap Hendry.
Dari dalam negeri, lanjut dia, menguatnya harga obligasi di Amerika Serikat (AS) juga diikuti kenaikan harga obligasi pemerintah. Imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun sudah turun dibawah 6,6%.
Selain itu, Hendry bilang bahwa arus dana asing ke dalam negeri (capital inflow) juga terlihat dari penguatan Rupiah terhadap Dolar AS hingga dibawah Rp14.800. Menurutnya, peningkatan dana asing berpotensi untuk masuk ke pasar obligasi.
“Apalagi suku bunga Indonesia bisa terjaga di tengah inflasi yang melunak dan penguatan Rupiah,” pungkasnya.