Pasar Obligasi Negara Membaik, Kemenkeu Optimistis Bisa Kantongi Rp11 Triliun dari Lelang Sukuk Pekan Depan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana menari utang dari lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara. Lelang tersebut bakal digelar pada Selasa, 13 Juli 2021 dengan target indikatif sebesar Rp11 triliun.
Pasar Modal
JAKARTA – Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana menari utang dari lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara. Lelang tersebut bakal digelar pada Selasa, 13 Juli 2021 dengan target indikatif sebesar Rp11 triliun.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu menilai membaiknya pasar obligasi negara membuat porsi Bank Indonesia (BI) sebagai stand by buyer perlahan bakal menurun. Menurutnya, lelang Surat Berharga Negara (SBN) ini bisa mempercepat proses belanja negara dalam penanganan COVID-19.
“Porsi BI dalam SBN saya kira bakal menurun ya, karena dari catat lelang Surat Utang Negara (SUN) kemarin sampai oversubscribed 2,5 kali, itu artinya kondisi SBN kita membaik. Semoga bisa berlanjut sampai akhir tahun ini,” ujar Febrio dalam Media Briefing, Jumat, 9 Juli 2021.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
Kemenkeu bakal melego enam seri sukuk yang terdiri dari seri -Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) dan Project Based Sukuk (PBS). Lelang ini digelar untuk memenuhi target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) 2021.
Lebih rinci, ada seri SPN-S 14012022 yang memiliki alokasi pembelian kompetitif 50% dari jumlah yang dimenangkan dengan tingkat kupon berupa diskonto. Seri ini bakal jatuh tempo pada 14 Januari 2022.
Sementara itu, alokasi pembelian non kompetitif yang ditetapkan atas lima seri PBS mencapai 30%. Lalu, seri PBS027 yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 dengan yield atau imbal hasil 6,5% yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023.
Kemudian seri PBS017 menawarkan yield 6,12% dan jatuh tempo pada 15 Oktober 2025. Ada pula seri PBS028 mengobral yield 7,75% dan jatuh tempo pada 15 Oktober 2046.
Seri PBS004 dilego dengan menawarkan yield 6,1% yang bakal jatuh tempo pada 15 Februari 2037 serta Seri PBS029 yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 dengan yield 6,37%.
Underlying asset dari ke enam seri tersebut merupakan proyek yang masuk dalam APBN 2021 dan Barang Milik Negara (BMN). Seluruh underlying asset dalam lelang sukuk ini tercatat telah mendapat restu dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Lelang kali ini bersifat terbuka atau open auction dengan menggunakan metode harga beragam (multiple price). Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield atau imbal hasil yang diajukan.
Sementara Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif (non-competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang (weighted average yield) dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Lelang SBSN seri SPN-S akan diterbitkan menggunakan akad ijarah sale and lease back atas dasar fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) nomor 72/DSN-MUI/VI/2008. Sementara SBSN seri PBS menggunakan akad Ijarah Asset to be Leased dengan mendasarkan pada fatwa DSN-MUI nomor 76/DSN-MUI/VI/2010. (RCS)