Pasar Obligasi RI Lanjutkan Penguatan hingga Akhir Tahun
- Kepala Departemen Riset dan Informasi Pasar PHEI Roby Rushandie mengatakan salah satu pendorong membaiknya pasar obligasi nasional yakni kondisi makrodomestik saat ini.
Pasar Modal
JAKARTA – Pasar surat utang (obligasi) Indonesia diproyeksi akan melanjutkan pemulihan pada paruh kedua tahun ini yang didorong oleh berbagai sentimen, baik dari dalam dan luar negeri.
Kepala Departemen Riset dan Informasi Pasar PHEI Roby Rushandie mengatakan salah satu pendorong membaiknya pasar obligasi nasional yakni kondisi makrodomestik saat ini, di mana Indonesia Composite Bond Index (ICBI) tumbuh 6,48% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) ke level 367,11.
“Pertumbuhan ICBI disebabkan oleh Indeks Obligasi Pemerintah Total Keuntungan yang naik 6,61 persen dan Indeks Obligasi Korporasi Total Keuntungan yang naik 4,64 persen secara tahunan,” ujarnya kepada wartawan, Kamis, 27 Juli 2023.
Dia menyebut bahwa secara teknikal kurva imbal hasil (yield) PHEI-Indonesia Government Securities Yield Curve menunjukkan tren pertumbuhan, dengan penurunan rata-rata yield terbesar yang dialami kelompok tenor menengah pada rentang 5-7 tahun yakni 59,95 basis poin sepanjang tahun berjalan.
“Sedangkan untuk tenor lebih dari 7 tahun merosot 57,25 bps ytd, dan tenor kurang dari 5 tahun turun 21,17 bps ytd,” terangnya.
Lebih lanjut Roby memaparkan bahwa tren positif pasar surat utang Indonesia telah dimulai sejak semester I-2023 yang ditopang oleh tren penurunan level inflasi di global, terutama di Amerika Serikat (AS).
Kondisi ini, kata dia, membuat ekspektasi pelaku pasar membaik dengan perkiraan Bank Sentral AS (the Fed) serta bank sentral dunia akan mempersempit ruang bagi kenaikan suku bunga acuan di masing-masing negara.
“Pelambatan ekonomi global juga membuat ekspektasi pelonggaran moneter di sejumlah negara,” tutur dia.
Sementara itu, Roby menilai bahwa nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga dalam kondisi terkendali yang menggambarkan fundamental ekonomi yang lebih kuat. “Ini juga menjadi variable penguatan pasar domestik,” imbuhnya.
Dengan analisis itu, dia memproyeksikan valuasi pasar obligasi di Tanah Air akan membaik hingga akhir 2023, kendati volatilitas diperkirakan masih akan mengikuti tren pertumbuhan pasar surat utang.
“Negara-negara maju yang persistence terhadap inflasi, arah kebijakan the Fed, kondisi politik global dan domestik, apalagi menjelang Pemilu 2024 juga masih menjadi variable yang perlu dicermati,” pungkasnya.