Pasar Pantau Potensi Soft Landing Ekonomi AS, Bitcoin Masih Sepi Peminat
- Menurut pantauan Coin Market Cap, Senin, 11 September 2023 pukul 12.15 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir menurun 0,18%.
Fintech
JAKARTA - Bitcoin dan aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya tampak sepi peminat dengan tren harga yang masih saja mendatar. Hal tersebut diduga karena pasar tengah memantau potensi soft landing dari perekonomian Amerika Serikat (AS).
Menurut pantauan Coin Market Cap, Senin, 11 September 2023 pukul 12.15 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir menurun 0,18%.
Pada pantauan tersebut, Bitcoin menempati posisi harga US$25.775 atau setara dengan Rp394,33 juta dalam asumsi kurs Rp15.300 per-dolar AS.
- Cegah Penyakit Difteri, Dinkes Malang Gencarkan Imunisasi ORI Difteri
- Dua Kunci Utama Meeting yang Efektif
- Anak Butuh Setidaknya Satu Sahabat, Ini Penjelasannya
Sama halnya dengan Bitcoin, aset-aset yang masuk ke dalam jajaran 10 kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar pun terpantau bergerak tipis-tipis.
Ethereum (ETH) dalam 24 jam terakhir mencatat penurunan 0,84%, Tether (USDT) 0,03%, Binance Coin (BNB) 0,26%, dan Ripple (XRP) 1,61%.
Kemudian, USD Coin (USDC) mengalami penurunan 0,02%, Cardano (ADA) 1,42%, Dogecoin (DOGE) 0,91%, Solana (SOL) 0,42%, sedangkan TRON (TRX) menguat 0,4%.
Trader eksternal Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, pasar kripto terpantau mengalami perlambatan yang cukup kentara.
Volatilitas harga yang senantiasa menjadi ciri khas dari pasar kripto pun tidak begitu mewarnai tren harga aset-aset belakangan ini.
Menurut Fyqieh, para pelaku pasar kripto saat ini tengah memantau tanda-tanda kemungkinan soft landing pada perekonomian AS.
Skenario soft landing dalam hal ini adalah ketika The Federal Reserve (The Fed) dapat menyurutkan inflasi tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi karena suku bunga yang tinggi.
Oleh karena itulah pasar saat ini tengah menanti data indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan memberikan gambaran mengenai arah kebijakan moneter The Fed untuk ke depannya.
Jika inflasi yang dilaporkan oleh IHK terlalu tinggi, maka dapat timbul kekhawatiran di antara pelaku pasar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
"Hal ini dapat mengurangi minat investor terhadap pasar kripto dan lebih memililh aset yang lebih aman. Selain inflasi, para investor juga akan memantau data lain yang akan dirilis minggu ini, seperti indeks harga produsen dan penjualan ritel," kata Fyqieh dikutip dari riset harian, Senin, 11 September 2023.
Selain faktor yang berkaitan dengan dimensi makroekonomi, Fyqieh juga menyoroti rumor terkait bursa kripto FTX yang berdampak kepada industri.
- Menuju IndonesianGP di Sirkuit Mandalika, Masyarakat Lombok Dapat Harga Spesial
- Profil Eks Kapolda Metro Jaya Nana Sudjana Pj Gubernur Jateng Pengganti Ganjar Pranowo
- Semester I-2023, Inilah Bank BUMN dengan Pertumbuhan Laba Paling Tinggi
Rumor menyebutkan bahwa FTX akan segera melakukan likuidasi asetnya mulai tanggal 13 September, yang mana perusahaan ini dilaporkan memiliki aset kripto senilai sekitar US$4,3 miliar (Rp65,79 triliun) dan dirumorkan bahwa mereka akan menjual aset senilai US$200 juta (Rp3,06 triliun) setiap minggunya.
Walaupun belum ada konfirmasi resmi dari sumber terkait akan rumor ini, namun pasar kripto sudah terkena dampaknya.
Solana (SOL) adalah aset yang paling terdampak oleh rumor tersebut karena kripto ini adalah salah satu cryptocurrency yang paling banyak dimiliki oleh FTX.
Dalam sepekan ke belakang, aset kripto Solana sudah mengalami penyusutan hingga 7,48%, penurunan paling dalam di antara 10 aset berkapitalisasi pasar terbesar lainnya dalam tujuh hari terakhir. Saat ini, Solana menempati posisi harga US$18,27 (Rp279.531).