Pasar Properti Perkantoran Lesu, Banyak Area Gedung Kosong
- Jika dirinci, tarik sewa perkantoran di wilayah CBD rata-rata sebesar Rp226,236 per m².
Properti
JAKARTA - Colliers Indonesia melaporkan pasar properti masih lesu sepanjang kuartal III-2024. Hal ini terlihat dari jumlah suplai perkantoran yang masih kosong.
Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salonto menyebut, terdapat 2 juta meter persegi area perkantoran yang masih kosong dari total suplai yang ada mencapai 11 juta meter persegi.
Bahkan Ferry menyebut tambahan pasok 2024 diproyeksikan menurun, hal ini imbas belum menguatnya pasar perkantoran. Posisi tersebut terkoreksi 2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
- RMPK Dikebut, Pemerintah Abai Efek Domino Negatif Kemasan Rokok Polos
- PMI Manufaktur September 2024 Masih Terjebak di Zona Merah
- Kredivo Perluas Layanan di Segmen Ritel, Kini Paylater Bisa Dipakai di Ranch Market dan Farmers Market
- Harga Sembako di DKI Jakarta Hari Ini: Beras Muncul .I Naik, Beras IR. III (IR 64) Turun
“Di Jakarta, ada lebih dari 11 juta m3 suplai dengan tingkat kekosongan hampir 2 juta m3. Ini pekerjaan rumah yang cukup berat buat para pengembang perkantoran,” jelasnya dalam konferensi pers, Rabu 2 Oktober 2024.
Di samping itu, tambahan pasok terbatas ini juga akan terus berlanjut hingga 2026. Ekspansi pasok ke depan diproyeksi masih akan dikontribusi dari gedung-gedung di luar area kawasan bisnis terpadu (central business district atau CBD).
Berdasarkan data Colliers, tingkat hunian atau okupansi area perkantoran area CBD sebesar 73%. Sementara itu, tingkat okupansi untuk area perkantoran di luar CBD posisinya jauh lebih rendah lagi sebesar 69,9% pada kuartal III-2024.
Dari sisi tarif dasar sewa dasar menunjukkan kestabilan. Jika dirinci, tarik sewa perkantoran di wilayah CBD rata-rata sebesar Rp226,236 per m². Sedangkan tarif dasar sewa rata-rata untuk area perkantoran sebesar Rp158.979 per meter persegi. Meskipun pasar belum bergeliat, harga sewa kantor ke depan diproyeksi dapat terjadi peningkatan.
Jika dilihat dari harga jual alias menyebut tetap stabil walaupun penjualan terbatas, pasalnya pasar masih sangat bergantung pada harga sekunder, di mana sebagian besar potensial pembeli baru di tahap eksplorasi. Hal ini akan berakibat pada terbatasnya volume transaksi yang tidak menahan harga jual pasar gedung jual.