Pasar Tanah Abang Diklaim Mulai Ramai Usai TikTok Shop Tutup
- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut Pasar Tanah Abang, Jakarta, sudah mulai ramai pembeli usai penutupan TikTok Shop. Meski demikian, lelaki yang akrab disapa Zulhas ini mengakui kondisi pasar belum pulih sepenuhnya.
Nasional
JAKARTA—Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut Pasar Tanah Abang, Jakarta, sudah mulai ramai pembeli usai penutupan TikTok Shop. Meski demikian, lelaki yang akrab disapa Zulhas ini mengakui kondisi pasar belum pulih sepenuhnya.
Hal itu disampaikan Menteri saat mengunjungi Pasar Tanah Abang, Jumat 13 Oktober 2023. “Sudah mulai laris, yang belanja mulai ramai. Memang belum pulih seperti dulu. Namun kalau tadi kita lihat yang jualan wajahnya sudah pada senyum,” ujar Zulhas.
Pihaknya mengklaim hampir 90% pedagang sudah mulai kembali bergeliat menyusul ditutupnya TikTok Shop. Selain Pasar Tanah Abang, Mendag mengunjungi pasar-pasar grosir di sejumlah kota. Di Semarang, Zulhas mengklaim perniagaan juga sudah mulai ramah. “Sudah mulai ada geliat. Besok saya giliran ke Makassar,” ujarnya.
Safari kunjungan ke sejumlah pasar dan pusat grosir diintensifkan menyusul penetapan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 menjadi Permendag Nomor 31 Tahun 2023. Regulasi itu mengatur pembatasan fungsi social commerce seperti TikTok Shop.
- Menilik Perbandingan Kekuatan Militer Palestina-Israel
- Bank Himbara Getol Salurkan Kredit Hijau, Wamen BUMN I Ungkap Nilai Portofolio
- BNI Guyur Kredit Lunak ke Citra Borneo (CBUT) Senilai Rp750 Miliar
Zulhas mengatakan 90% perusahaan di Indonesia adalah UMKM. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendukung UMKM. “Keberpihakan kita terhadap UMKM tidak boleh ditawar-tawar. Kita kembangkan agar mereka bisa menguasai pasar domestik,” ujarnya.
Meski demikian, Mendag meminta UMKM dan pedagang di pasar tidak alergi teknologi. Hal itu menanggapi keluhan pedagang yang meminta e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada dan lain sebagainya agar ditutup seperti TikTok Shop.
Zulhas menegaskan hal itu tidak dapat dilakukan. Mendag meminta pedagang belajar menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal tersebut supaya usaha dagangnya dapat berjalan beriringan antara yang di pasar dan online.
“Enggak bisa, itu kan keniscayaan. Justru pedagang yang harus belajar online,” ujarnya. Zulhas mengaku akan mengajari para pedagang tersebut untuk berdagang secara online sehingga bisa berjualan di toko miliknya sekaligus lewat online. “Makanya yang belum ngerti, belum belajar, kita nanti ajari,” ujarnya.