Penambang Pengrajin Bekerja di Daerah di mana Ratusan Penambang Pengrajin Lainnya Telah Menemukan Lapisan Tembaga yang Kaya di Perbukitan Tapairihua di Andes Peru (Reuters/Marco Aquino)
Dunia

Pasar Tembaga Global Berpotensi Defisit pada 2024

  • Berkurangnya pasokan dari produsen tembaga utama Panama dan Peru dapat mengubah pasar tembaga global menjadi defisit dari surplus pada tahun 2024.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Berkurangnya pasokan dari produsen tembaga utama Panama dan Peru dapat mengubah pasar tembaga global menjadi defisit dari surplus pada tahun 2024. Hal itu setidaknya bakal memperketat kelebihan pasokan jika gangguan tidak diselesaikan dalam beberapa bulan mendatang.

Pengadilan tinggi Panama pada Selasa, 28 November 2023, memutuskan kontrak perusahaan pertambangan Kanada, First Quantum (FM.TO), untuk mengoperasikan tambang Cobre Panama di sana tidak konstitusional. Sementara serikat pekerja yang mewakili setengah dari pekerja di tambang Las Bambas Peru melakukan pemogokan.

“Jika tambang Cobre Panama ditutup secara permanen, maka pasar dapat dengan mudah mengalami defisit pada tahun 2024,” kata analis Macquarie Alice Fox, dilansir dari Reuters, Rabu, 29 November 2023.

Jika tambang tidak beroperasi hanya sampai pemilihan presiden Panama pada Mei 2024, itu berarti kehilangan sekitar 40.000 ton tembaga tahun ini dan 160.000 ton tahun depan, menurut perkiraan analis.

“Ini bisa mengakibatkan defisit kecil tahun ini, tetapi pasar harus mampu menyerap kerugian tahun depan dan tetap surplus, meskipun lebih kecil. Ini bisa memberikan beberapa dukungan untuk harga tahun depan,” tambahnya.

Harga tembaga patokan di London Metal Exchange naik 1,4% menjadi US$8.480 per metrik ton pada pukul 17.21 GMT. Menurut survei Reuters pada November oleh para analis, diperkirakan akan ada kelebihan pasokan sebesar 302.500 ton tembaga pada tahun 2024.

“Skenario dasar Bank of America tahun 2024 mengindikasikan surplus pasar tembaga global sebesar 150.000 ton metrik,” kata analis Michael Widmer. Ini mencakup 370.000 ton dari Cobre Panama, peningkatan produksi sebesar 200.000 ton dari Las Bambas, dan memasukkan alokasi gangguan sebesar 6%.

“Kehilangan sebagian dari tonase ini mungkin benar-benar membawa kita lebih dekat ke dalam defisit,” ucap Widmer. Tembaga, yang digunakan dalam pembangkit listrik dan konstruksi, diperkirakan akan mendapatkan manfaat dari transisi energi hijau dalam beberapa tahun ke depan.

Namun, sejauh ini, hanya naik 1,2% pada tahun 2023 karena pemulihan pascapandemi yang tidak merata di konsumen logam utama China, dan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi di tempat lain.

“Partisipasi di pasar tembaga sangat tipis. Ini bisa menjadi pemicu bagi beberapa investor jangka panjang untuk masuk, terutama mengingat panggilan defisit untuk paruh kedua dekade ini kini dipercepat,” kata Al Munro dari broker Marex.