<p>Karyawan menunjukkan uang Dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu Bank BUMN di Jakarta, Selasa 2 Juni 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Pasar Tenaga Kerja AS Membaik, Kurs Rupiah Diprediksi Makin Tertekan

  • Nilai tukar rupiah diprediksi masih belum bisa lepas dari tekanan pada hari ini. Rupiah dibuka melemah 30 basis poin atau 0,21% ke level Rp14.402 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pukul 08.43 WIB.
Pasar Modal
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Nilai tukar rupiah diprediksi masih belum bisa lepas dari tekanan pada hari ini. Rupiah dibuka melemah 30 basis poin atau 0,21% ke level Rp14.402 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pukul 08.43 WIB.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menyebut ekspektasi pasar terhadap tapering off bank sentral AS The Fed kembali meningkat. Hal ini dipicu adanya klaim perbaikan kondisi ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam.

“Semalam data klaim tunjangan pengangguran Mingguan AS membaik dalam artian jumlah klaim menurun dibandingkan pekan sebelumnya. Data ini menunjukkan kemajuan kondisi tenaga kerja AS dan bisa menopang kebijakan tapering,” ujar Ariston kepada Trenasia.com, Jumat, 20 Agustus 2021.

Dengan kondisi ini, Ariston memprediksi rupiah berpotensi melemah hingga ke level Rp14.420 per dolar AS. Pelemahan rupiah juga diperparah dengan kasus COVID-19 yang belum menunjukan adanya penurunan kurva di dalam negeri.

“Di samping itu kekhawatiran soal kenaikan kasus COVID-19 juga belum mereda dan ini membantu memberikan tekanan ke rupiah karena pelaku pasar menghindari aset berisiko,” jelas Ariston.

Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 melaporkan terdapat tambahan 22.053 kasus positif harian pada Kamis, 19 Agustus 2021. Secara kumulatif, kasus COVID-19 di Indonesia telah menembus 3,93 juta.

Di saat yang bersamaan, pemerintah juga masih menerapkan restriksi mobilitas. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan memutuskan memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 hingga 23 Agustus 2021.

Kendati demikian, luhut menjelaskan penerapan PPKM hingga 15 Agustus menunjukkan hasil yang positif. Ada penurunan kasus hingga 76% dan penurunan kasus aktif hingga 53%. Selain itu, jumlah angka kesembuhan semakin meningkat dan jumlah kematian terus mengalami penurunan.

"Juga ada penambahan wilayah  ke PPKM level 3 dan 2 sebanyak 8 kabupaten/kota menjadi 61," kata dia.

Di sisi lain, Luhut menjelaskan masih harus ada perbaikan dalam penerapan PPKM di beberapa wilayah seperti Bali dan Malang Raya. Sehingga, dalam sepekan ke depan pemerintah akan terus melakukan intervensi, mengawasi isolasi mandiri, dan memastikan ketersedian obat serta oksigen.

Lebih lanjut, Luhut menjelaskan kondisi di Jawa dan Bali sudah normal atau seperti sebelum coronavirus varian delta masuk ke Indonesia. Dengan kata lain, ada perbaikan kondisi dari awal Juli.

"Tapi masih ada kemungkinan kenaikan kasus dalam 2-3 pekan ke depan. Jadi kita harus tetap menjaga protokol kesehatan dan terus meningkatkan vaksinasi," kata dia.