Ilustrasi distribusi batu bara milik PT RMK Energy Tbk (RMKE) / Dok. RMK Energy
Industri

Pasca IPO, RMK Energy Targetkan Pengapalan Batu bara 25 Juta Ton Per Tahun

  • Pasca menjadi perusahaan publik, emiten logistik batu bara PT RMK Energy Tbk (RMKE) yang baru listing hari ini, menargetkan bisa menjadi pelabuhan batu bara yang mampu mengapalkan minimum 25 juta ton per tahun.
Industri
Vega Aulia

Vega Aulia

Author

JAKARTA – Pasca menjadi perusahaan publik, emiten logistik batu bara PT RMK Energy Tbk (RMKE) yang baru listing hari ini, menargetkan bisa menjadi pelabuhan batu bara yang mampu mengapalkan minimum 25 juta ton per tahun. 

Seperti dikutip dari keterangan resmi Selasa, 7 Desember 2021, hal itu dengan pertimbangan jumlah traffic di sungai per hari dan juga kapasitas yang masih dapat dibangun di pelabuhan.

Perseroan juga menargetkan bisa mengembangkan stasiun pembongkaran kereta api dengan kapasitas lebih dari 17 juta ton per tahun, membangun stasiun muat khusus batu bara di hulu lokasi pertambangan batu bara.

Lalu, mengembangkan sayap usaha ke jasa penunjang industri batu bara (kontraktor hauling, kontraktor tambang, ataupun jasa pendukung lainnya), serta tidak menutup kemungkinan untuk mengakuisisi ataupun bekerja sama untuk tambang-tambang potensial.

Didirikan pada Juni 2009, RMK Energy adalah perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa logistik batu bara dan trading batu bara, yang meliputi bongkar muat di stasiun kereta api, pengangkutan ke pelabuhan serta pemuatan ke tongkang dan usaha perdagangan batu bara.

Dalam waktu dekat ini akan segera beroperasi stasiun muat batu bara yang terintegrasi ke stasiun Kereta Api Gunung Megang milik anak usaha RMK Energy. 

Perseroan juga memiliki tambang batu bara di Muara Enim melalui salah satu anak perusahaannya dengan cadangan terbukti sebanyak 24,5 metrik ton yang akan beroperasi secara komersial tahun depan.

Dengan terus mengembangkan kegiatan usaha yang terintegrasi serta terus meningkatkan kualitas dan tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan optimis akan dapat terus bertumbuh menjadi penyedia jasa logistik batu bara terbesar di Sumatera Selatan dan Indonesia.

“Walaupun di tengah kondisi pandemi yang sedang terjadi, Perseroan tetap dapat bertumbuh dan optimis untuk terus mengembangkan bisnisnya dan menjadi Perusahaan Publik yang terus bertumbuh dengan menerapkan prinsip tata kelola yang sehat,” ujar Direktur Utama Perseroan, Tony Saputra dalam keterangan resmi, Selasa 7 Desember 2021. 

Saat ini pelabuhan milik Perseroan yang terletak di Sumatera Selatan adalah satu-satunya Tersus (Terminal Khusus) batu bara swasta di seluruh Indonesia yang terintegrasi dengan kereta api. Sumatera Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki deposit batu bara terbesar di seluruh Indonesia. 

Dengan jarak transportasi yang jauh (rata-rata di atas 100 km) menjadi tantangan terbesar dari wilayah ini, serta minimnya infrastruktur untuk pengangkutan batu bara dengan biaya ekonomis. 

Perseroan memanfaatkan peluang ini dengan adanya lokasi pelabuhan yang strategis dan dekat dengan stasiun pembongkaran kereta api batu bara, yaitu Stasiun Simpang.

Fasilitas logistik angkutan batu bara yang dimiliki RMKE memecahkan berbagai macam problem klasik dari tambang batu bara, yaitu akses dan solusi atas permasalahan transportasi (hauling) yang sangat mahal di Sumatera Selatan. 

Dengan menggunakan infrastruktur logistik Perseroan, tambang-tambang yang terletak di area pedalaman akan menjadi lebih kompetitif dengan biaya transport yang lebih rendah sehingga dapat memaksimalkan produksi batu bara dari Sumatera Selatan.

Oversubscribe

RMKE telah berhasil melaksanakan Penawaran Saham Perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia dengan melepas sebanyak 875.000.000 saham baru, yang mewakili sebanyak 20% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan harga Rp206 per lembar.

Perwakilan penjamin pelaksana emisi dari PT Indo Capital Sekuritas, Herman menerangkan Perseroan mendapat izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 26 November 2021 dengan masa Penawaran Umum 30 November – 3 Desember 2021. 

“Saham RMKE mendapat respon pasar yang luar biasa, mengalami oversubscribe sebanyak 16x,” ujarnya.

Selanjutnya Herman juga menjelaskan bahwa dari aksi korporasi itu, Perseroan akan mendapat dana segar sejumlah Rp180,25 miliar. 

“Dari sisi penggunaan dana hasil IPO, sebagian besarnya digunakan untuk investasi capex dan modal kerja. Ini sangat positif untuk meningkatkan kapasitas bongkar muat Perseroan sehingga dapat meningkatkan pendapatan” pungkas Herman.

Dalam debut perdananya, saham RMKE sempat merosot ke zona merah dan pada pukul 09.19 WIB turun 6,31% ke level Rp193 per lembar, setelah sempat bergerak di rentang Rp192 – Rp210 per saham.