Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Pasca-Pelantikan Trump IHSG Kembali Melesat, Ini Komentar Analis

  • Penguatan IHSG kali ni didorong oleh hampir seluruh sektor, di mana sektor teknologi mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 2,54%.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan tren penguatan pada Rabu, 22 Januari 2025, dengan kenaikan 75,308 poin atau 1,05%, yang membawa IHSG ditutup pada level 7.257,128. 

Penguatan ini didorong oleh hampir seluruh sektor, di mana sektor teknologi mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 2,54%. Sektor-sektor lain yang turut menguat termasuk Infrastruktur (2,16%), Barang Konsumen Primer (1,53%), dan Barang Konsumen Non-Primer (1,21%). Di sisi lain, IDX Sektor Properti dan Real Estate mengalami penurunan terbesar, turun 1,39%.

Adapun total volume transaksi pada hari ini mencapai 16,98 miliar saham dengan nilai transaksi Rp11,63 triliun. Sebanyak 270 saham tercatat menguat, 307 saham melemah, dan 231 saham stagnan.

Untuk saham-saham LQ45, top gainers hari ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang naik 14,59%, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang naik 6,62%, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang naik 5,52%.

Pandangan Analis

Pilarmas Investindo Sekuritas bilang IHSG dan sejumlah indeks saham di bursa regional Asia melanjutkan penguatan seiring dengan tren positif yang terjadi di bursa Amerika Serikat (AS). Hal ini dipengaruhi oleh komentar terbaru dari Presiden AS, Donald Trump, yang terus dipertimbangkan oleh pelaku pasar.

"Pelaku pasar masih merespons penundaan penyesuaian tarif oleh Presiden AS Donald Trump, yang membuat pasar melihat sikap Trump kurang agresif terhadap tarif di tengah ketidakpastian," ujar mereka dalam risetnya pada Kamis, 22 Januari 2025.

Sebelumnya, Donald Trump mengindikasikan bahwa dirinya mempertimbangkan tarif 10% untuk barang-barang impor dari China, yang akan berlaku mulai 1 Februari. Hal ini muncul hanya satu hari setelah ancamannya terhadap Meksiko dan Kanada dengan tarif sekitar 25%.

Namun, hingga saat ini, ancaman tersebut belum diubah menjadi kebijakan konkret, yang menumbuhkan harapan bahwa pemerintah AS akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait tarif. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko inflasi.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri China, Ding Xuexiang, menyatakan bahwa tidak ada pemenang dalam perang dagang dan menyerukan kerja sama ekonomi internasional.

Secara keseluruhan, pasar menilai bahwa pemerintahan baru AS cenderung mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dan selektif terkait rencana tarif dan biaya impor tambahan bagi mitra dagang utama.