Pascakenaikan Harga Pertamax, Bos Pertamina Akui Masih Jual Rugi Rp2 Ribuan Per Liter
- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, bahwa Pertamax dijual rugi. Pasalnya bahan bakar minyak (BBM) RON 92 itu dijual di bawah harga pasar.
Nasional
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan bahwa Pertamax dijual rugi. Pasalnya bahan bakar minyak (BBM) RON 92 itu dijual di bawah harga pasar.
Menurut Nicke jika dilihat berdasarkan kategorinya, Pertamax adalah jenis BBM umum (JBU) di mana memiliki harga yang fluktuatif mengikuti kondisi Indonesian Crude Price (ICP).
"Pertamax itu pemerintah juga yang mengendalikan harganya, karena kalau Pertamax disesuaikan dengan market price akan membuat subsidi makin naik," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan komisi VI DPR di akhir pekan.
- Biaya Hidup Makin Naik, Ini Cara Menghemat Pengeluaran Keluarga
- Tak Sekadar Buang Duit, Sederet Hobi Ini Bisa Jadi Investasi Unik
- 3 Sebab Seseorang Takut Diposisikan Sebagai Pemimpin di Sebuah Organisasi
Alih-alih mendapatkan kompensasi, Pertamina justru menanggung selisih harga. Hal inilah yang disebut Nicke bahwa Pertamax dijual rugi. Atau selisih harga ditutup melalui subsidi silang tersebut.
Berdasarkan data Pertamina, hingga kini penjualan BBM subsidi mencapai 87% dari total penjualan di Pertamina.
Nicke menambahkan Pertamina sendiri menjalankan bisnis dari hulu ke hilir. Maka saat harga minyak sedang tinggi, perseroan akan memperoleh keuntungan di hulu, tapi memikul beban di hilir. Keuntungan dari sisi hulu ini yang dijadikan Pertamina untuk menutup rugi di hilir.
Seperti diketahui, pemerintah per 3 September 2022 telah mengumumkan kenaikan harga beberapa jenis BBM. Salah satunya Pertamax, harganya naik dari Rp12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Sementara seharusnya dengan kurs dan harga minyak yang meningkat saat ini harganya Rp17.300 per liter. Harga itu jika dihitung dengan ICP US$105 dan kurs dolar Rp14.700 perdolar AS.