Tanglin Mall, Singapura.
Properti

Mal yang Beroperasi Surabaya Stagnan, Jabodetabek Terus Bertambah

  • Di Jakarta ada dua mal resmi beroperasi Puri Indah Mall 2, Jakarta Barat dan Pakuwon Mall Bekasi, sedangkan Surabaya stagnan

Properti

Debrinata Rizky

JAKARTA - Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto menjelaskan, pada 2024 belum ada rencana mulai pembangunan mal baru di Surabaya. Sedangkan jika melihat total pasok ritel atau mall di Jakarta menyentuh angka 4.9 juta m2 dan Bodetabek 3.2 juta m2.

Ferry menjelaskan, total paso mall (mal yang beroperasi) akan tertahan di Surabaya setidaknya hingga dua tahun ke depan. Di 2024, Pakuwon City Mall 3 di Surabaya Timur resmi beroperasi dan membawa total pasok ritel tercatat 1.26 m2.

"Di Jakarta ada dua mal resmi beroperasi Puri Indah Mall 2, Jakarta Barat dan Pakuwon Mall Bekasi, sedangkan Surabaya stagnan" katanya dalam Media Briefing Colliers secara virtual pada Rabu Rabu, 8 Januari 2025.

Ferry menjelaskan, di 2024 tarif dasar sewa di Jakarta Rp564,111, Bodetabek Rp385,310. Baik di Jakarta dan Bodetabek, rerata tarif dasar sewa sedikit mengalami pertumbuhan dibandingkan 2023.

Sejalan dengan tingginya permintaan, beberapa mal memungkinkan menaikkan tarif sewa. Rerata tarif sewa diperkirakan tumbuh 5% - 7% per tahun selama periode 2025 – 2028 di Jakarta dan Bodetabek.

Dari sisi biaya pemeliharaan mall di Jakarta dan Bodetabek masing-masing tercatat Rp154,035 dan Rp124,881. Pasok baru dan kenaikan biaya operasional termasuk upah buruh (UMR) memberi andil terhadap biaya pemeliharaan yang diperkirakan akan mengalami kenaikan 3% - 4% per tahun selama 2025 – 2028

Sedangkan di Surabaya, tarif dasar sewa ritel di Surabaya Rp445,442, cenderung konsisten dibandingkan 2023. Sejalan dengan penguatan tingkat hunian, tarif dasar diperkirakan tumbuh sekitar 2% per tahun selama periode 2025 – 2028.

Dari sisi biaya pemeliharaan stabil di Rp142,421. Penyesuaian upah minimum terus terjadi kedepannya, biaya pemeliharaan diperkirakan meningkat sekitar 3%, per tahun selama tahun 2025 – 2028.

E-commerce Tak Pengaruhi Tren Ritel

Ferry mengatakan, untuk saat ini tak melihat bahwa e-commerce menjadi pesaing dari mall. Pasalnya di mall masyarakat fokus di dua hal yaitu belanja dan pengalaman nyata, sehingga belanja online tidak mempengaruhinya.

Colliers Indonesia mengatakan, salah satu patokan mall hidup adalah traffic mall. Di 2019 traffic mall memang turun 40% namun sekarang usai pandemi traffic sudah kembali normal dan bahkan beberapa mall melebihi traffic sebelumnya.

"Beberapa perusahaan e-commerce justru membuka outlet di mall agar para pembeli dapat merasakan pengalaman misalnya mencoba barang atau melihat secara langsung produknya secara fisik,"lanjutnya