<p>Ilustrasi baterai listrik kendaraan mobil / Pixabay</p>
Nasional

Pasokan Nikel Melimpah, IBC Ingin Kuasai Pasar Baterai Mobil Listrik ASEAN

  • PT Indonesia Battery Corporation (IBC) ditargetkan menjadi market leader di Asia Tenggara, karena telah mampu memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik yaitu nikel.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Indonesia Battery Corporation (IBC) ditargetkan menjadi market leader di Asia Tenggara, karena telah mampu mengolah bahan baku baterai kendaraan listrik yaitu nikel yang disuplai oleh PT Antam

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengatakan, saat ini sekitar 80% bahan baku baterai untuk kendaraan listrik atau electrical vehicle (EV) IBC bersumber dari PT Antam.

Dengan pasokan yang melimpah IBC digadang-gadang dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor, mengurangi emisi karbon dan mengurangi subsidi dari bahan bakar hingga 29,4 juta ton, melalui penguatan sistem integrasi baterai.

"Sebesar 80% bahan baku dari produksi baterai ini disupport oleh nikel. Dan nikel ini dimiliki oleh PT Antam dan resources-nya juga cukup banyak. Jadi IBC ditargetkan menjadi market leader di Asia Tenggara," ungkap Dany dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR pada Senin, 19 September 2022.

Ditambahkan Dany, sayangnya 20% sisa bahan baku belum dapat dipenuhi oleh hulu tambang mineral logam dalam negeri. Ini mencakup sekitar 70.000 ton lithium hydroxide yang dibutuhkan pertahunnya, lalu kebutuhan 44.000 ton grafit pertahun dan 12.000 ton mangan sulfat dan kobalt sulfat per tahun. 

MIND ID akan mencoba mengakuisisi sejumlah aset tambang bahan baku baterai luar negeri untuk mengurangi ketergantungan tersebut.

Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan, perseroan masih melakukan negosiasi intensif dengan konsorsium PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL) dan LG Energy Solution (LG) terkait dengan porsi kepemilikan MIND ID di sisi hilir rantai pasok industri baterai kendaraan listrik.

Total investasi pengembangan industri EV yang terintegrasi dengan CBL (Proyek Dragon) sebesar US$6 miliar atau setara dengan Rp89,90 trilin (kurs Rp14.983 perdolar AS). Adapun dalam proyek Dragon CBL partisipasi saham BUMN 51%. Sedangkan untuk di mindstream dan downstream  value chain masih dalam tahap negosiasi lanjutan.

Tambahan informasi, IBC sendiri memiliki mandat khusus untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.