christiann-koepke-WiE01mC9AtY-unsplash.jpg
Fintech

Pay Later Meroket 33 Persen, Ini Daftar Produk yang Dibeli

  • Produk pulsa dan voucher menjadi yang paling dominan dengan porsi 25,8 persen, diikuti oleh produk kesehatan dan kecantikan sebesar 15,6 persen.

Fintech

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Penyaluran pembiayaan melalui skema Buy Now, Pay Later (BNPL) di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Hingga Mei 2024, nilai penyaluran pembiayaan BNPL meningkat sebesar 33,64% year-on-year (yoy), mencapai Rp6,81 triliun. 

“Total penyaluran piutang pembiayaan PP BNPL per Mei 2024 meningkat 33,64 persen yoy menjadi sebesar Rp6,81 triliun,” terang pejabat OJK, Agusman di Jakarta.

Pertumbuhan ini menjadi indikator potensi besar pasar BNPL di Indonesia, yang diminati konsumen sebagai alternatif pembiayaan yang praktis .

Sejauh ini rasio Non-Performing Financing (NPF) gross untuk BNPL masihbtercatat rendah diangka 3,22%, sementara NPF netto berada di angka 0,84%. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyusun regulasi baru terkait BNPL. Regulasi ini akan memperkuat kerangka hukum dan operasional yang mengatur penyedia layanan BNPL, sehingga dapat melindungi konsumen dan menjaga stabilitas industri.

Beberapa aspek yang akan diatur dalam regulasi tersebut meliputi persyaratan perusahaan, yang mencakup kriteria dan standar yang harus dipenuhi oleh penyedia layanan BNPL.

Selain itu OJK akan mengatur kepemilikan sistem informasi,  serta perlindungan data pribadi, yang memastikan keamanan dan kerahasiaan data konsumen, Persyaratan rekam jejak audit untuk transparansi dan akuntabilitas, standar sistem keamanan, serta aturan akses data pribadi terkait izin penggunaan data konsumen. 

Regulasi ini juga mengatur kerja sama dengan pihak lain, seperti perbankan dan e-commerce, dan menetapkan strategi manajemen risiko untuk mengelola risiko yang terkait dengan pembiayaan BNPL.

Produk yang Disasar

Dalam lima tahun terakhir, terjadi peningkatan rata pertumbuhan pengguna BNPL sebesar 144,35 persen. Laporan terbaru dari Kredivo dan Katadata Insight Center (KIC) yang berjudul "Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024" mengungkapkan berbagai tren menarik dalam penggunaan layanan ini.

Penelitian ini mengungkap berbagai kategori produk yang paling sering dibeli menggunakan layanan Paylater. Produk pulsa dan voucher menjadi yang paling dominan dengan porsi 25,8 persen, diikuti oleh produk kesehatan dan kecantikan sebesar 15,6 persen, mode dan aksesoris sebesar 14 persen, serta peralatan rumah tangga sebesar 10,7 persen. 

Makanan juga termasuk dalam kategori yang cukup populer dengan 6,5 persen. Produk lain yang sering dibeli melalui layanan Paylater meliputi olahraga, mainan, dan hobi mencapai 6,4 persen, gadget dan aksesoris 5,9 persen, otomotif 4,1 persen, peralatan kantor dan alat tulis 4 persen, produk anak dan bayi 3,8 persen, serta elektronik 1,8 persen.

Segmentasi Usia

Mayoritas pengguna Paylater di Indonesia berasal dari generasi milenial dan Gen Z. Sebanyak 43,9 persen pengguna berasal dari generasi milenial (26-35 tahun), sementara 26,5 persen pengguna berasal dari Gen Z (18-25 tahun). 

Selain itu, kelompok usia 36-45 tahun juga menunjukkan adopsi penggunaan signifikan dengan proporsi sebesar 21,3 persen.

Tren menarik lainnya adalah peningkatan penggunaan Paylater di kalangan usia yang lebih tua. Pengguna berusia 36-45 tahun meningkat dari 18,9 persen pada tahun 2021 menjadi 20,6 persen pada tahun 2022.

Hal tersebut menunjukkan penggunaan layanan Paylater semakin meluas di kalangan usia yang lebih tua, tidak hanya terbatas pada generasi milenial dan Gen Z.