<p>Nasabah mendaftar di mesin customer service digital di gerai BCA Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Oktober 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Paylater Menjamur, Bagaimana Nasib Kartu Kredit BCA?

  • JAKARTA – Belakangan ini, masyarakat makin akrab dengan opsi pembayaran digital, termasuk pemberian kredit untuk berbagai jenis transaksi. Terkait hal itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja menyatakan kehadiran perusahaan finansial teknologi yang menawarkan skema cicilan paylater tidak serta merta mengancam eksistensi kartu kredit bank konvensional. “Kehadiran skema paylater bukan ancaman. […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Belakangan ini, masyarakat makin akrab dengan opsi pembayaran digital, termasuk pemberian kredit untuk berbagai jenis transaksi.

Terkait hal itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja menyatakan kehadiran perusahaan finansial teknologi yang menawarkan skema cicilan paylater tidak serta merta mengancam eksistensi kartu kredit bank konvensional.

“Kehadiran skema paylater bukan ancaman. Karena pasar yang dibidik berbeda dengan kartu kredit bank,” kata Jahja dalam konferensi pers virtual, Kamis, 22 April 2021.

Ia menjelaskan, paylater tersebut bersifat opsional bagi konsumen dalam bertansaksi. Bagi konsumen yang telah memiliki kartu kredit, Jahja menyebut mereka cenderung akan menggunakan fasilitas yang telah dimilikinya (kartu kredit).

Di sisi lain, penetrasi kartu kredit di masyarakat Indonesia masih rendah alias belum merata. Sebab itu, kehadiran paylater menyasar pada konsumen yang tidak bisa atau belum memiliki kartu kredit.

Paylater tidak serta-merta head on dengan kartu kredit. Kalau konsumen paylater misalnya bertambah 2 juta, apakah berarti kartu kredit kehilangan pasar 2 juta? Belum tentu, mungkin ada, tapi ini memang market baru,” lanjutnya.

Namun memang, mengacu pada laporan keuangan BCA kuartal I-2021, saldo outstanding kartu kredit turun 10,2% secara tahunan menjadi  Rp11,1 triliun.

Adapun penyebab berkurangnya penggunaan kartu kredit juga disumbang oleh terbatasnya mobilitas masayarakat akibat COVID-19.

Setali tiga uang, Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menyebutkan bisnis kartu kredit selama satu tahun terakhir mengalami penurunan sekitar 20% dibandingkan dengan kondisi sebelum COVID-19.

Sebaliknya, data dari Research Institute of Socio-Economic Development (RISED) menyebutkan terjadi peningkatan penggunaan layanan paylater selama pandemi.

Intensitas penggunaan paylater naik 22,52% bagi pengguna yang tergolong ‘sangat sering’. Sedangkan, bagi pengguna yang tergolong ‘sering’ menggunakan paylater tumbuh 7,2%. (RCS)