PDIP Resmi Dukung Pemerintah, Berikut Sejarah Hubungan Mega-Prabowo
- Menurut Ahmad, sistem pemerintahan presidensial yang dianut Indonesia tidak mengenal konsep oposisi seperti yang diterapkan dalam demokrasi liberal parlementer.
Nasional
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah menegaskan komitmennya untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto meskipun tidak ada kader partai yang masuk dalam jajaran kabinet. Sikap ini dinilai Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, mencerminkan kesungguhan PDIP dalam berkontribusi untuk kemajuan bangsa tanpa terjebak dalam dinamika oposisi.
Ahmad menyampaikan partainya memilih untuk bekerja sama dengan pemerintahan Prabowo Subianto. Menurut Ahmad, sistem pemerintahan presidensial yang dianut Indonesia tidak mengenal konsep oposisi seperti yang diterapkan dalam demokrasi liberal parlementer.
"Bu Mega mengatakan, PDI-Perjuangan akan bekerja sama dengan pemerintahan Prabowo Subianto, namun tidak mengirimkan kader garis miring anggota PDI-Perjuangan sebagai anggota Kabinet Pemerintahan Prabowo," ungkap Ahmad, dikutip Senin, 13 Januari 2024.
- Harga Sembako di Jakarta: Cabe Rawit Hijau Naik, Tepung Terigu Turun
- Ada MEDC hingga PGEO di Jajaran Top Gainers LQ45 Pagi Ini
- IHSG Hari Ini Turun 15,18 Poin ke 7.073,69
Langkah ini sekaligus menegaskan bahwa PDIP tidak memandang kehadiran kadernya dalam kabinet sebagai syarat utama untuk memberikan dukungan. Sebaliknya, dukungan diberikan berdasarkan visi bersama untuk memajukan bangsa.
Keputusan PDIP mendukung pemerintahan Prabowo didasarkan pada keinginan untuk menciptakan sistem presidensial yang ideal di Indonesia. PDIP meyakini bahwa stabilitas politik adalah kunci untuk melaksanakan berbagai program pembangunan dengan efektif dan mempercepat pengentasan kemiskinan.
"Ibu Mega mengatakan dalam filosofi negara Pancasila, esensinya itu adalah gotong royong, sehingga PDIP akan menjalankan perintah ideologis Pancasila itu untuk menjalankan prinsip gotong royong," ungkap Ahmad.
Historis Hubungan Mega-Prabowo
Selain itu, hubungan baik antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo menjadi landasan penting dalam pengambilan keputusan partai. Sebagai sosok yang memiliki sejarah panjang dalam dunia politik, Megawati dan Prabowo diketahui sering berdiskusi mengenai isu-isu strategis nasional.
"Posisi politik PDIP, tidak sama dengan posisi politik PDIP saat berada di luar pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, mengapa demikian? Karena kata Ibu Mega lebih lanjut, saya memiliki hubungan persahabatan yang panjang dan baik dengan Pak Prabowo, Ibu menyebutnya Mas Bowo," tambah Basarah.
Persahabatan antara Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto memiliki perjalanan yang menarik dan penuh dinamika. Persahabatan ini bermula ketika Megawati membantu Prabowo yang berstatus stateless di luar negeri pasca runtuhnya Orde Baru, bahkan Mega sempat marah pada Menlu dan Panglima TNI karena membiarkan Prabowo tanpa kewarganegaraan.
- Harga Sembako di Jakarta: Cabe Rawit Hijau Naik, Tepung Terigu Turun
- Ada MEDC hingga PGEO di Jajaran Top Gainers LQ45 Pagi Ini
- IHSG Hari Ini Turun 15,18 Poin ke 7.073,69
Hubungan keduanya semakin erat saat berkoalisi dalam Pilpres 2009, membentuk pasangan "Mega-Pro" meskipun hanya meraih 26,79% suara.
Namun, ketegangan muncul di Pilpres 2014 dan 2019, terutama setelah Megawati mencalonkan Jokowi meski ada perjanjian Batu Tulis. Dalam perjanjian tersebut Prabowo diminta untuk membentuk koalisi PDIP dan Gerindra dalam Pilpres 2009 dengan Megawati sebagai calon presiden dan Prabowo sebagai calon wakil presiden.
Sebagai imbalan, Megawati dan PDIP berjanji akan mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2014. Namun, pada Pilpres 2014, Megawati memutuskan mencalonkan Joko Widodo sebagai capres dari PDIP, dan tidak memenuhi janji mendukung Prabowo.
Suasana mencair usai Pilpres 2019, saat Megawati mengundang Prabowo makan nasi goreng di kediamannya. Hubungan mereka semakin akrab dengan kehadiran Prabowo di Kongres V PDIP pada 2019 dan pengangkatannya sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi.
Puncak keakraban terlihat saat Megawati menyebut Prabowo sebagai sahabat dalam peresmian patung Bung Karno di Gedung Kementerian Pertahanan pada 2021, di mana keduanya tampak akrab berbincang dan tertawa bersama.