Pedih, Daimler Jerman Rugi Rp32 Triliun Gara-Gara COVID-19
JAKARTA- Grup otomotif Jerman, Daimler melaporkan kerugian bersih senilai 1,9 miliar euro atau sekitar Rp32,4 triliun pada kuartal kedua 2020. Sebagaimana dilansir Reuters kerugian itu sangat dipengaruhi pandemi virus corona dengan penurunan permintaan yang menjadi imbasnya. “Karena pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya, kami harus menanggung beban kuartal yang menantang,” kata Chairman of Board […]
Nasional & Dunia
JAKARTA- Grup otomotif Jerman, Daimler melaporkan kerugian bersih senilai 1,9 miliar euro atau sekitar Rp32,4 triliun pada kuartal kedua 2020.
Sebagaimana dilansir Reuters kerugian itu sangat dipengaruhi pandemi virus corona dengan penurunan permintaan yang menjadi imbasnya.
“Karena pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya, kami harus menanggung beban kuartal yang menantang,” kata Chairman of Board Management Daimler, Ola Kaellenius.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Ia menjelaskan, pendapatan tahunan mereka juga turun 12,5 miliar euro menjadi 30,2 miliar euro pada kuartal kedua. Pada kuartal kedua 2020, penjualan Mercedes-Benz turun 30 persen menjadi 480.800 kendaraan. Daimler mengklaim penjualan model-model baru masih dapat diandalkan di tengah menurunnya permintaan selama periode COVID-19.
Selain itu, penjualan model truk dan bus Daimler turun 55 persen secara tahunan menjadi 61.000 unit pada kuartal kedua.
Daimler memprediksi bahwa COVID-19 akan “terus memberikan dampak yang kuat hingga akhir tahun dan penurunan besar output ekonomi global diprediksi terjadi sampai akhir tahun 2020.
Kendati demikian, Kaellenius menyebutkan bahwa terdapat sisi positif selama pandemi yakni permintaan yang menguat untuk segmen mobil listrik.