Gedung kantor Bank BTPN di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Pefindo Berikan Peringkat idAAA kepada BTPN untuk Periode Juni 2023-2024

  • Menurut penilaian Pefindo, peringkat yang diperoleh BTPN mencerminkan dukungan yang kuat dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) sebagai perusahaan induk.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idAAA kepada PT Bank BTPN Tbk untuk periode Juni 2023-2024.

Mengutip keterangan Pefindo yang dirilis Selasa, 13 Juni 2023, BTPN memperoleh peringkat idAAA dengan outlook stabil.

Menurut penilaian Pefindo, peringkat yang diperoleh BTPN mencerminkan dukungan yang kuat dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) sebagai perusahaan induk.

Selain itu, peringkat idAAA yang disematkan kepada perseroan pun mengindikasikan kapitalisasi dan market positioning yang cukup kuat.

Pefindo menyebutkan bahwa peringkat yang diperoleh BTPN dapat diturunkan jika terindikasi adanya penurunan dukungan material dari SMBC dan kepemilikan BTPN.

"Peringkat juga dapat berada di bawah tekanan jika bisnis bank atau kinerja keuangan memburuk secara signifikan tanpa adanya indikasi dukungan dari SMBC," tulis Pefindo dalam keterangan yang dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 14 Juni 2023.

Pemeringkatan yang baru disematkan Pefindo ini berlaku pada periode 5 Juni 2023 hingga 1 Juni 2024, dan peringkat idAAA ini sendiri sudah diperoleh BTPN selama empat tahun berturut-turut.

Peringkat IdAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Peringkat ini mengindikasikan bahwa perseroan memiliki kapasitas yang superior untuk membayar kewajiban jangka panjangnya.

Kinerja BTPN

Sebagai informasi, pada kuartal I-2023,  laba bersih PT Bank BTPN Tbk mengalami kenaikan 7% secara year-on-year (yoy), ditopang oleh pertumbuhan pendapatan operasional dan turunnya biaya kredit.

Pada tiga bulan pertama tahun ini, BTPN mencatat laba bersih sebesar Rp805 miliar, naik dari Rp752 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan operasional bersih perseroan pada akhir kuartal I-2023 berada di angka Rp1,19 triliun, naik 5,3% yoy dari Rp1,13 triliun.

Peningkatan pendapatan operasional ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 26% yoy dari Rp2,41 triliun menjadi Rp3,22 triliun.

Total kredit yang disalurkan BTPN pada akhir kuartal I-2023 mengalami peningkatan 5% yoy dari Rp142,37 triliun ke Rp149,9 triliun.

Dari segi dana pihak ketiga (DPK), BTPN menghimpun dana sebesar Rp116,37 triliun dengan peningkatan 9% yoy dari Rp106,73 triliun.

Pertumbuhan DPK didorong oleh peningkatan saldo deposit sebesar 10% yoy dari Rp69,71 triliun ke Rp76,81 triliun, dan juga peningkatan saldo dana murah sebesar 7% yoy dari Rp37,02 triliun menjadi Rp39,57 triliun.

DPK yang dikelola Jenius mengalami pertumbuhan 46% yoy menjadi Rp23,6 triliun pada akhir Maret 2023.

Aset BTPN pada kuartal I-2023 berada di posisi Rp204 triliun, meningkat 6% yoy dari Rp192,38 triliun sementara liabilitas menurun 4,2% yoy dari Rp159,91 triliun menjadi Rp153,08 triliun.

Dengan perkembangan tersebut, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp40,35 triliun pada kuartal I-2023, meningkat 2,4% yoy dari Rp39,41 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Per-akhir kuartal I-2023, saham BTPN dikuasi oleh SMBC dengan kepemilikan sebesar 92,43%, PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) 1,02%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI) 0,15%, treasury 1,13%, dan publik 5,27%.