<p>Karyawati beraktivitas di deket logo salah satu cabang Bank Negara Indonesia (BNI) di Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Pefindo Sematkan Peringkat idAAA dengan Outlook Stabil untuk BNI

  • PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA untuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNII) dan Obligasi Berkelanjutan I tahap 1 tahun 2017 dengan outlook stabil.

Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA untuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNII) dan Obligasi Berkelanjutan I tahap 1 tahun 2017 dengan outlook stabil.

Pefindo juga memberikan peringkat idAA untuk atas MTN Subordinasi I/2018. Peringkat MTN Subordinasi berada dua tingkat lebih rendah dari peringkat perusahaan.

Ini mencerminkan potensi terjadinya write-down atas efek tersebut jika BNI berada pada kondisi non-viable, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 11/POJK.03/2016.

Peringkat tersebut mencerminkan tingkat kepentingan yang sangat besar bagi pemegang saham pengendali (pemerintah), posisi usaha BNI yang sangat kuat, profil profitabilitas yang sangat baik didukung oleh komposisi pendanaan yang menguntungkan, serta profil likuiditas yang kuat.

Namun peringkat tersebut sebagian dibatasi oleh profil kualitas aset yang moderat. Peringkat juga dapat diturunkan jika terdapat penurunan yang substansial dari dukungan dari pemegang saham pengendali, yang dapat ditunjukkan dengan penurunan kepemilikan pemerintah secara substansial atau penurunan profil risiko bisnis BNI.

“Kami berpandangan COVID-19 telah meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan yang mengarah ke bisnis yang substansial, penurunan di hampir semua sektor, sehingga permintaan pinjaman dan layanan perbankan lainnya menjadi lebih rendah,” tulis Pefindo, dikutip dari laman resmi, Kamis 8 Juli 2021.

Selain itu, perlambatan bisnis akan melemahkan kapasitas pembayaran peminjam dan penurunan kualitas aset, yang selanjutnya memberikan tekanan lebih lanjut pada profitabilitas bank dan indikator likuiditas.

“Kami berpandangan dampak COVID-19 terhadap profil kredit BNI secara keseluruhan akan tetap terkendali.”

Hal ini didukung oleh profil likuiditas yang kuat dengan porsi dana murah yang tinggi. Sementara deposan terbesarnya didominasi oleh perusahaan BUMN dan lembaga pemerintah. (RCS)