Pejantan Hewan Ini Bercinta Sampai Mati, Kemudian Si Betina Memakan Mayat Mereka
- Jantan mati akibat stres dan kelelahan. Selama masa kawin, testosteron dan hormon stres kortisol meningkat dalam tubuh mereka.
Sains
JAKARTA-Antechinuses yang mirip tikus kecil ini memiliki sistem reproduksi yang aneh. Pejantan berhubungan seks hingga mereka mati karena kegagalan organ.
Antechinuses adalah binatang mamalia golongan masurpial yang menyerupai tikus. Hewan ini tinggal di Australia dan makan serangga, laba-laba dan terkadang katak dan reptile kecil.
Ada 15 spesies Antechinus yang semuanya memiliki sistem perkawinan yang mematikan. Musim kawin mereka adalah periode yang sangat sibuk yang berlangsung hanya dua hingga tiga minggu.
Selama waktu ini, pejantan mengorbankan waktu tidur untuk berhubungan seks sebanyak mungkin hingga. Bahkan hingga 14 jam sekali waktu. Harapannya mereka dapat mewariskan gen mereka. Setelah musim kawin berakhir, semua pejantan mati.
- Pengelola JCC Sebut Multiplier Efek Bisnis MICE Luar Biasa, Banyak Pebisnis Yang Diuntungkan
- Semakin Jumbo, IKN Sedot Anggaran Rp18,9 Triliun per Agustus 2024
- Roller Coaster Saham BREN, Rebound dari Zona Merah Berbalik Menghijau
Jantan mati akibat stres dan kelelahan. Selama masa kawin, testosteron dan hormon stres kortisol meningkat dalam tubuh mereka. Peningkatan testosteron mencegah mereka memproses kortisol, yang menyebabkan kegagalan organ dan kematian.
Beberapa Antechinus jantan bertahan hidup, tetapi ini sangat jarang. "Pejantan berhenti memproduksi sperma sebelum musim kawin dan testis mereka hancur, jadi mereka bahkan tidak menggunakan energi untuk itu selama periode kawin," kata Diana Fisher , seorang ahli ekologi mamalia di University of Queensland di Australia.
Hal itu disampaikan Fisher dalam sebuah pernyataan pada tahun 2013 dan dikutip Live Science 21 September 2024. "Tetapi mereka tidak akan pernah bisa bereproduksi lagi meskipun mereka hidup."
Selama musim kawin, sperma disimpan dalam epididimis dan terus-menerus hilang melalui urin. Ini menjadikan mereka memiliki waktu yang sangat singkat untuk kawin sebelum mengalami kemandulan dan kematian.
Peristiwa kematian massal Antechinus memberikan makanan segar bagi betina hamil dan jantan yang berhasil bertahan hidup dalam pesta seks. Betina mengambil kesempatan untuk memakan pejantan mereka sendiri.
Di daerah tempat spesies Antechinus yang berbeda saling tumpang tindih, betina juga dapat memangsa jantan dari spesies lain. "Setiap spesies dapat memperoleh manfaat dari memakan jantan yang mati dari spesies lain," kata Andrew Baker kata seorang ahli ekologi di Universitas Teknologi Queensland, dalam sebuah pernyataan pada tahun 2024.
Jantan dari satu spesies Antechinus dapat memangsa jantan dari spesies lain jika waktu musim kawin mereka memungkinkan. "Untuk spesies yang berkembang biak kemudian, kedua jenis kelamin dapat mengambil kesempatan untuk memakan jantan yang mati dari spesies yang berkembang biak lebih awal, untuk membantu menambah berat dan kondisi sebelum periode berkembang biak mereka sendiri dimulai," kata Baker.
Dia menambahkan bahwa dalam satu kasus, seekor jantan mungkin di tengah musim kawinnya sendiri terlihat memakan kawan yang sudah mati. Temannya itu mengalami kerontokan rambut yang menunjukkan perubahan yang disebabkan oleh stres. "Dia mungkin ditakdirkan untuk segera menjadi santapan yang lain," kata Baker.
Kehamilan pada betina berlangsung antara 25 dan 35 hari. Setelah itu anak yang belum berkembang pindah ke kantung di perut induknya untuk tumbuh selama 50 hari lagi. Setelah anak menjadi mandiri pada usia sekitar tiga bulan, siklus dimulai lagi, dengan antekinus mencapai kematangan seksual pada usia sekitar delapan bulan.