Pekan Perdagangan Pendek, Perhatikan 3 Rekomendasi Saham OmFin Kalau Mau Cuan
JAKARTA – Mayoritas indeks saham Asia ditutup menguat pada perdagangan pekan lalu (19-24 Oktober 2020). Indeks Nikkei menguat 0,18%, TOPIX tumbuh 0,34%, dan HangSeng melesat 5,4% mengiringi rebound indeks berjangka Amerika Serikat (AS). Hanya satu indeks Asia yang melemah, yakni CSI300 (-1,25%). Pada pekan yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut menerima pulung dengan […]
Bursa Saham
JAKARTA – Mayoritas indeks saham Asia ditutup menguat pada perdagangan pekan lalu (19-24 Oktober 2020). Indeks Nikkei menguat 0,18%, TOPIX tumbuh 0,34%, dan HangSeng melesat 5,4% mengiringi rebound indeks berjangka Amerika Serikat (AS). Hanya satu indeks Asia yang melemah, yakni CSI300 (-1,25%).
Pada pekan yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut menerima pulung dengan kenaikan 20,37 basis poin atau 0,4% ke posisi 5.112,19. Sektor properti dan aneka industri menjadi pemimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing 3,66% dan 2,44%.
Saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menjadi pendorong sektor properti dengan pertumbuhan 5,33%. Disusul PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) yang naik 2,44%.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Pekan ini, perdagangan pasar saham akan berlangsung pendek lantaran terpotong cuti bersama dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, dalam kesempatan dua hari perdagangan yang tersisa (26-28 Oktober 2020), saham-saham properti rupanya masih cukup dijagokan untuk bisa menyerok cuan.
CEO Finvesol Consulting Indonesia Fendy Susianto menilai, ada tiga pilihan saham yang layak dicermati pekan ini, yaitu BSDE, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Untuk BSDE, Fendy merekomendasikan beli di kisaran Rp850-Rp895 per lembar dengan cut loss di level Rp820. Target jual berada di rentang harga Rp950-Rp1.150 per lembar. Sedangkan saham WSKT, rekomendasi beli di Rp730-Rp750 per lembar dengan cut loss Rp700 dan target jual Rp870-Rp950 per lembar.
“Terakhir adalah PWON. Rekomendasi OmFin beli di Rp405-Rp416 dengan stop loss level di Rp385. Target jual pada kisaran Rp450-Rp470,” terang analis saham yang juga host podcast OmFin Channel di TrenAsia.com, Minggu 25 Oktober 2020.
Rekomendasi Pekan Lalu
Pekan lalu, Fendy juga merekomendasikan tiga saham dalam podcast OmFin. Tiga saham ini adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
Dua dari tiga rekomendasi itu telah berjalan sesuai arah proyeksi Fendy. Sementara satu lainnya masih belum berjalan sesuai harapan, meski masih ada potensi untuk tumbuh di pekan ini.
Waktu itu, Fendy merekomendasikan saham BRPT dibeli pada kisaran Rp900-Rp910 per lembar dengan level stop loss Rp885 . Target jual untuk BRPT diproyeksikan pada kisaran Rp1.070-Rp1.210.
Pada perdagangan pekan lalu, saham BRPT sempat melesat pada posisi tertinggi di Rp980 atau berselisih margin 8,8% dari harga beli terendah yang direkomendasikan Fendy, yaitu Rp900 per lembar.
Sayangnya, pada sesi akhir perdagangan Jumat 23 Oktober 2020, saham BRPT hanya parkir di posisi Rp920 atau berselisih margin 2,78% dari rekomendasi harga beli terendah.
Selanjutnya, saham BBKP sempat direkomendasikan beli pada kisaran harga Rp230-Rp244 dengan stop loss Rp215 per lembar. Sementara proyeksi harga jualnya berada di rentang Rp230-240 per lembar.
Hasilnya, saham penutupan BBKP parkir di posisi Rp250 per lembar pada akhir sesi perdagangan. Artinya, investor sudah meraup cuan 8,7% dari harga rekomendasi beli terendah. Lumayan.
Terakhir saham INDY. Untuk saham yang satu ini, Fendy merekomendasikan beli di harga Rp970-Rp995 dengan cut loss Rp910 dan target jual Rp1.070-Rp1.210.
Pada akhir perdagangan, saham INDY ditutup pada level Rp935 per lembar. Selisih margin dengan rekomendasi beli terendah sebesar -3,6%.
Ada potensial kerugian di situ, namun masih ada kesempatan bagi saham INDY bangkit di pekan ini.
“Secara umum sebenarnya masih on the track. Hanya ada beberapa yang masih kita pegang karena masih berpeluang mengalami peningkatan di pekan depannya,” pungkas dia.