Pekan Perdagangan Singkat, OmFin Rekomendasi Beli Saham ASII, SMRA, CTRA
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 3,25% sedikit-banyak bakal memengaruhi saham-saham di sektor properti dan industri. Sebab itu, CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto pun merekomendasikan beli tiga saham yang kemungkinan besar bakal terkerek oleh sentimen positif tersebut.
Bursa Saham
JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini (21-23 Desember 2020) diprediksi bakal kembali moncer. Kendati hanya buka tiga hari, laju indeks masih berpotensi menguat dengan adanya sentimen suku bunga acuan yang rendah pekan lalu.
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 3,25% sedikit-banyak bakal memengaruhi saham-saham di sektor properti dan industri. Sebab itu, CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto pun merekomendasikan beli tiga saham yang kemungkinan besar bakal terkerek oleh sentimen positif tersebut.
Tiga saham itu, antara lain PT Astra International Tbk (ASII), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Fendy merekomendasikan beli saham ASII di kisaran Rp6.100-Rp6.200 dengan cut loss level Rp5,800 dan target jual Rp6.600-Rp7.000 per lembar.
- IHSG Masih Konsolidasi Usai Rilis BI Rate, Simak Saham EMTK, LSIP, ZYRX, dan WIKA
- Saham Pilihan Mirae Sekuritas Juni 2021: BBRI Ditendang Diganti PRDA, Temani ANTM hingga INCO
- IHSG Terancam Bearish Jelang Rilis BI Rate, Rekomendasi Saham AALI, SMRA, BNGA, dan GGRM
Sementara saham SMRA, rekomendasi beli di kisaran Rp860-Rp895 dengan cut loss level Rp850 dan target jual Rp950-Rp1.050 per lembar.
“CTRA, OmFin rekomendasikan beli pada kisaran harga Rp630-Rp665 stop (cut) loss level di Rp600 dan target jual OmFin di kisaran Rp750-Rp800,” tutur Fendy yang juga merupakan host OmFin Channel di TrenAsia.com, Minggu, 20 Desember 2020.
Review Pekan Lalu
Pekan lalu (14-18 Desember 2020), OmFin juga sempat merekomendasikan beli empat saham cuan. Saham-saham itu antara lain, PT Adira Dinamika Multi Financial Tbk (ADMF), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Medco Energi International Tbk (MEDC).
Saham ADMF rekomendasi beli kisaran harga Rp8.650-Rp8.750 per lembar dengan cut loss level Rp8.400 dan target jual Rp9.400-Rp9.800. Hingga akhir pekan, saham ADMF menyentuh level Rp8.750 per lembar dan harga tertinggi sepakan Rp8.925.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Artinya, pekan lalu running profit saham ADMF pada penutupan Jumat, 18 Desember 2020 sudah 0,57%. Sedangkan jika merujuk pada harga tertinggi, potensi profitnya telah mencapai 2,59%.
Selanjutnya saham BBCA. Rekomendasi beli OmFin pada harga Rp33.000-Rp33.675 cut loss level di Rp32.500 dan target jual Rp34.500-Rp35.000. Hingga penutupan perdagangan kemarin, saham BBCA parkir di level Rp34.000 alias mencapai target dengan potensi profit 5,98%..
Kemudian rekomendasi beli saham ERAA pada di kisaran Rp1.900-Rp1.945 per lembar dengan cut loss level Rp1.800 dan target jual Rp2.200-Rp2.300. Sampai akhir pekan, saham ERAA ditutup pada level Rp2.060 per lembar atau running profit 7,85%. Sedangkan harga tertinggi saham ERAA pekan lalu mencapai Rp2.070 dengan potensi cuan 8,35%.
Terakhir, ada saham MEDC dengan rekomendasi beli Rp600-Rp630 dan cut loss level Rp570 serta target jual Rp750-Rp800. Hingga penutupan saham ERAA di akhir pekan pada level Rp665 per lembar atau cuan 9,01%.
“Sementara kalau kita lihat pekan kemarin harga tertinggi sudah mencapai Rp700 dan pada saat itu ada potensial profit sebesar 14,75%,” pungkas Fendy.